Saat Ramadan, lapar ditahan. Dari Subuh hingga Magrib, ditandai dengan azan.
Menu-menu dipajang sepanjang jalan. Ada rasa ingin segala dijajan. Ada pula rasa sadar ini cuma khayalan. Toh perut takkan mengakomodasi jika semua makanan kita masukkan.
Terkadang justru saat berpuasa, keuangan tak dikendalikan. Bagaimana mengatasinya?
Pertama, gemarkan eksperimen masak sendiri. Mau enak, mau tidak itu urusan nanti. Kalau enak syukur, kalau tidak ya tinggal makan sendiri.
Poinnya bukan soal rasa. Menyiapkan menu buka puasa sama berpahalanya seperti sedang berpuasa.
Terlebih untuk emak-emak yang kedatangan tamu bulanan ataupun masih nifas. Jangan merasa ketinggalan pahala ya. Baca ini untuk penjelasan lebih.
Biasanya, menu buka puasa ya yang simple saja. Penulis biasanya membuat penganan, donat, puding, pempek dos, kroket dll, gorengan tempe atau jus wortel.
Menu ini, cuma perlu sedikit cuan. bermodalkan tempe, gandum, sagu, santan, pengembang kue, bahkan hanya dengan sebutir telur. Tak sampai Rp 25.000,- bisa puas dan bisa berbagi lagi.
Untuk modal lauk pauk, bisa dengan beli ikan dipanggang. Selain dagingnya segar, penuh nutrisi, si kecil pun senang. Paling tidak Rp 15.000,- untuk seekor ikan Kembung/Jebung/Parang sudah bisa untuk dua kali makan.
Ke dua, fokus beribadah. Kalau Ramadan disibukkan Tarawih, tak banyak waktu untuk makan. Sebelum azan Isya tiba, sudah bersemangat ke masjid. Terlebih untuk para gentlemen.