[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Kamus Bahasa Inggris | Kompasiana (Kompas.com)"][/caption]
Saya ingin bercerita sedikit tentang “kegundahan” hati saya dalam menggunakan bahasa Inggris. Sejak SD, SMP, hingga SMA saya mengenal dan diajari kata-kata seperti: biscuit, colour, favourite, neighbour dsb. yang notabene adalah kosakata British English. Sejak memasuki bangku kuliah (kebetulan saya kuliah di jurusan Bahasa Inggris), tentu saya bertemu dengan Bahasa Inggris setiap hari. Cerita dimulai ketika suatu hari saya menjawab pertanyaan yang diberikan seorang dosen, saya agak lupa dengan soalnya, tetapi ingat betul jawabannya. Waktu itu saya menjawab “NEIGHBOUR” (karena memang dari dulu saya sudah terbiasa menulis NEIGHBOUR), tapi apa yang terjadi? Dosen itu terang-terangan mengatakan bahwa kata yang tepat adalah NEIGHBOR, bukan NEIGHBOUR. Saya cukup dibuat bingung waktu itu, kenapa disalahkan? Bukankah neighbour juga benar? Dari sinilah perasaan “galau” berbahasa Inggris itu dimulai.
Menurut saya, praktik bahasa Inggris di Indonesia sangat membingungkan. Bayangkan saja, dari SD, SMP, hingga SMA kita dijejali kosakata British English (biscuit, colour, favourite, neighbour), namun ketika masuk bangku universitas, kita mulai mengenal kata: cookies, color, neighbor (dua-duanya tanpa huruf U). Oke lah, mungkin kalau biscuit dengan cookies itu sinonim, tapi bagaimana dengan neighbor dan neighbour? Color dan colour? Favorite dan favourite? Membingungkan bukan?
Bahasa Inggris digunakan di banyak negara, baik sebagai bahasa ibu maupun bahasa kedua. Itulah sebabnya, selain “bahasa Inggris”, ada banyak “bahasa Inggris-bahasa Inggris” lain yang merupakan variasi dari bahasa tersebut. Dua versi bahasa Inggris yang paling umum digunakan adalah bahasa Inggris British (British English) dan bahasa Inggris Amerika (American English). British English banyak digunakan di Inggris dan negara-negara persemakmurannya. Nah, kan sama-sama bahasa Inggris, emang beda? Bedanya apa ya? Well, disini saya akan mencoba menjelaskan beberapa perbedaan antara British English dan American English, baik dalam hal spelling (ejaan), grammar (tata bahasa), pronunciation (pengucapan) a.k.a accent (aksen), maupun vocabulary (kosakata). Here they are:
a.Spelling (Ejaan)
Dalam kedua variasi bahasa Inggris diatas, ada beberapa perbedaan ejaan dalam penulisannya. British English cenderung menggunakan ejaan kata yang asalnya dari Perancis, berbeda dengan American English, yang dalam pengejaan cenderung kepada cara mereka melafalkannya, dan membuang huruf-huruf yang dianggap tidak perlu. Berikut beberapa contohnya:
British English American English
Centre Center
Catalogue Catalog
Colour Color
Favourite Favorite
Grey Gray
Neighbour Neighbor
Programme Program
Theatre Theater
Cheque Check
Apologise Apologize
Organisation Organization
Memorise Memorize
Realise Realize, etc
b.Pronunciation a.k.a Accent (Pengucapan/Aksen)
Pernahkah kalian memperhatikan bule Amerika dengan bule Skotlandia berbicara? Atau nonton film deh gampangnya. Apa yang beda dari cara mereka berbicara? Yes! Pronunciation a.k.a accent (Pengucapan/aksen). Masing-masing kedua penutur bahasa Inggris tersebut punya aksen yang khas, orang Skotlandia dengan logat British-nya yang kental, dan orang Amerika dengan gaya bicaranya yang terdengar “ringan”. Berikut beberapa point-nya:
• Orang Amerika biasanya melafalkan huruf “r” dengan cukup jelas, sedangkan kebanyakan orang Inggris tidak melafalkan huruf “r” dalam kata, khususnya jika terdapat pada akhir kata. • Dalam American English, kata “can” dan “can’t” kedengaran sangat mirip, sedangkan dalam British English kita bisa membedakannya secara jelas. • Orang Amerika memiliki kecenderungan untuk mereduksi kata dengan menghilangkan beberapa huruf. Kata “internet” misalnya dalam bahasa inggris Amerika dilafalkan sama dengan kata “inernet” – “t” tidak diucapkan.
·Pada aksen Amerika, huruf ‘T’ dalam beberapa kata dieja 'D' sedangkan pada ejaan british tetap diejaa 'T'. Sebagai contoh: Weather (weather – weader)
c.Grammar (Tata Bahasa)
·Penggunaan Simple Past Tense dan Present Perfect Tense
Dalam bahasa Inggris, Present Perfect Tense digunakan untuk menyatakan kegiatan yang baru saja terjadi dan masih ada hubungannya dengan sekarang.
British English:
·I have lost my bag.
·Have you ever been to Paris?
American English:
·I lost my bag. ATAU I have lost my bag.
·Did you ever go to Paris? ATAU Have you ever been to Paris?
Perhatikan kalimat diatas, keduanya memiliki makna yang sama, tetapi berbeda dalam grammatical form (BrE dan AmE). Di dalam American English, kedua contoh kalimat diatas dianggap benar dan masih bisa diterima, tetapi dalam British English, kalimat yang benar untuk menyatakan present perfect tense adalah contoh pertama (I have lost my bag) dan (Have you ever been to Paris?) Jadi, bisa saja kalimat yang kita tulis benar menurut orang Amerika, tetapi salah menurut orang Inggris.
·Preposition (Kata Depan)
Dalam kedua versi bahasa Inggris tersebut, ada sedikit perbedaan dalam hal pemakaian kata depan (preposition):
On the beach – American English
At the beach – British English
On a group – American English
In a group - British English
Please write me soon – American English
Please write to me soon - British English
d.Vocabulary (Kosakata)
You know what? Ada banyak sekali kata yang mempunyai makna sama, tapi berbeda term (istilah) di kedua versi bahasa Inggris tersebut. Berikut saya berikan beberapa contohnya:
British English American English
Autumn Fall
Biscuit Cookie
Lift Elevator
Flat Apartment
Film Movie
Holiday Vacation
Football Soccer
Motorbike Motorcycle
Rubber Eraser (Rubber dalam AmE punya arti lain)
Maize Corn
Rubbish Garbage, Trash, etc.
Untuk daftar yang lebih lengkap perbedaan kosakata antara BrE dan AmE, kalian bisa search di google, ketik saja British vs. American English, nanti akan ada banyak sekali entri yang muncul.
A friend of mine ever asked this to me: “Bahasa Inggris-mu manut yang mana Kris? British atau American?” Hmm, kayaknya sih American English. Lho kok kayaknya? Iya, karena saya, sejak kuliah, lebih terbiasa menulis MEMORIZE (AmE) daripada MEMORISE (BrE), lebih sering menggunakan kata CHECK (AmE) daripada CHEQUE (BrE) -karena alasan kepraktisan-, dan sebagian besar (malah hampir semua) dosen saya dikampus cenderung menggunakan American English sebagai acuan, hal ini secara tidak langsung mempengaruhi cara saya dalam berbahasa. Selain itu, aksen bahasa Inggris orang Amerika lebih mudah ditiru dan dipahami orang Indonesia, daripada aksen bahasa Inggris orang London asli. Nggak percaya? Tonton saja film serial Harry Potter dengan film-film bertema cowboy atau film Disney (jangan pakai subtitle yaaa), dalam hal pengucapan, mana yang lebih mudah dipahami?
Nah bagaimana catatan saya diatas? Lumayan panjang ya. Yah, ini hasil “jungkir balik” saya selama 6 semester ini. Sumbernya apa, Kristal? Sumbernya banyak, dari baca buku, lagu-lagu berbahasa Inggris, tanya dosen, tanya temen, internet, nonton TV, dan terakhir, nonton film (though I do hate watching movies).
Yah, memang tidak ada aturan strict kita harus pakai yang mana, berkiblat kemana, juga tidak ada standar benar dan salah, tapi bukankah kita juga harus konsisten dalam berbahasa? Jadi, “mazhab” bahasa Inggris mana yang kalian ikuti?
CMIIW
Cheerio! :)
P.S: Sejujurnya saya lebih suka aksen British yang terdengar lebih elegan, seksi dan terpelajar. Hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H