Tubuh manusia terdiri dari ratusan jenis sel yang masing-masing memiliki tugas untuk mengatur aktivitas tubuh seperti bernafas, berpikir, bergerak, dan seterusnya. Kerja dari masing-masing sel ini tentunya sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Tetapi apa jadinya jika ternyata terdapat beberapa sel yang mengalami kelainan? Kelainan pada sel ini cukup mengkhawatirkan karena dapat menghambat sistem kerja organ tubuh. Terlebih sekarang ini kasus kelainan pada manusia semakin banyak dan kompleks.
Karena hal ini lah banyak ilmuan dan peneliti yang mengembangkan suatu cara dan teknik pengobatan baru yaitu stem sel. Bagi sebagian orang, istilah stem sel mungkin masih dianggap asing. Memang metode stem sel ini kebanyakan hanya digunakan pada seseorang yang menderita suatu penyakit yang dianggap sulit untuk disembuhkan. Penelitian metode stem sel sebenarnya sudah ada sejak tahun 1998 dan terus berlanjut hingga sekarang ini.
Tetapi pada beberapa tahun belakangan ini, penelitian tentang stem sel mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan penelitian stem sel ini sendiri didukung dengan banyaknya angka keberhasilan penggunaan metode stem sel. Pengambilan stem sel dari sumsum tulang belakang untuk pengobatan stroke ternyata membuahkan hasil yang memuaskan. Di Indonesia sendiri, penggunaan stem sel dalam pengobatan penyakit jantung juga membuahkan hasil yang tidak kalah dengan pengobatan stroke.
Lalu sebenarnya apa itu stem sel? Stem sel atau yang dapat disebut juga dengan sel punca adalah jenis sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa tipe sel lain. Stem sel masih memiliki potensi untuk memperbanyak diri dengan cara membelah secara terus menerus atau bermutasi. Nantinya, stem sel ini dapat menjadi sel saraf, sel hati, sel jantung, sel ginjal, dan masih banyak lagi. Kemampuan stem sel untuk berdiferensiasi menjadi sel lain inilah yang membuat metode stem sel dinilai sebagai harapan baru bagi para penderita penyakit yang tidak ada obatnya. Penyakit-penyakit seperti kanker, penurunan funsgi sel otak, HIV/AIDS, diabetes mellitus, Parkinson dapat diobati dengan metode stem sel. Bahkan metode stem sel ini diyakini nantinya dapat juga mengobati kelumpuhan dan Alzheimer.
Prinsip kerja dari metode stem sel ini sebenarnya cukup mudah untuk dipahami. Prinsip kerja stem sel dapat disimpulkan menjadi 5R. Yang pertama adalah Repair atau memperbaiki sel yang rusak, kemudian R yang kedua adalah Replace atau mengganti sel yang rusak, ketiga adalah Regeneration yaitu meregenerasi sel yang sudah tua, yang keempat Rehabilitation atau merehabilitasi sel menjadi sel baru dan yang terakhir adalah Rejuvenation, yaitu merejuvenasi sel yang sudah tua.
Sebenarnya prinsip kerja dari stem sel ini dapat dibayangkan seperti prinsip kerja dari suatu produk perawatan kecantikan. Apabila kita akan menggunakan produk perawatan kecantikan wajah maka kita akan menggunakannya hanya di bagian wajah saja tidak di bagian yang lain karena dapat saja menimbulkan reaksi alergi. Sama seperti stem sel, saat sel yang sudah disterilkan akan diinjeksikan ke dalam organ yang selnya rusak, penginjeksian harus benar-benar sesuai dengan organ yang dituju. Karena jika terjadi kesalahan maka resiko yang ada akan cukup besar dan dapat memunculkan komplikasi.
Stem sel sendiri sebenarnya sudah dimiliki oleh tubuh tiap manusia. Sekarang ini di dalam tubuh kita, tepatnya di tulang sum-sum stem sel sedang bekerja memproduksi 100.000 juta sel darah baru tiap harinya. Produksi sel baru ini diperlukan setiap harinya untuk menjaga agar tubuh kita dapat tetap beraktivitas. Stem sel termasuk sel yang unik karena selain dapat memproduksi sel yang sama tiap harinya (self-renewal) , stem sel juga dapat memproduksi sel jenis lain (differentiation) seperti yang sudah dijelaskan di paragraf sebelumnya. Jenis stem sel ini berbeda dengan sel lainnya. Tidak seperti sel darah merah yang selalu membawa oksigen di pembuluh darah ataupun sel otot yang harus bekerja dengan sel lain untuk menghasilkan gerakan, stem sel tidak memiliki suatu karakteristik khusus.
Stem sel yang akan diberikan ke penderita dapat berasal dari berbagai sumber, tidak hanya berasal dari sel tubuh sendiri. Pemberian stem sel atau sel punca ke penderita disebut juga dengan transplantasi sel punca. Transplantasi sel punca dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu transplantasi sel punca autologous dimana transplantasi ini memanfaatkan sel punca dari tubuh penderita itu sendiri, kemudian terdapat transplantasi sel punca allogeneic dimana transplantasi memanfaatkan sel punca dari pendonor, dan yang terakhir adalah transplantasi syngeneic dimana transplantasi ini memanfaatkan sel punca yang berasal dari saudara kembar identik.
Selain berasal dari tubuh sendiri dan pendonor, stem sel atau sel punca yang akan diinjeksikan ke dalam organ tubuh manusia dapat juga berasal dari mamalia lain. Stem sel dapat berasal dari mamalia lain dikarenakan sel manusia dan sel mamalia lain adalah sama atau identik. Cukup mengejutkan sebenarnya bahwa ternyata sel yang kita miliki dalam tubuh kita ini satu jenis dengan sel yang dimiliki oleh mamalia lain seperti kera, kelinci, babi, dan hewan lainnya. Penggunaan sel hewan sebagai sel punca tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Sejak awal, hewan harus dipastikan tidak memiliki penyakit yang dapat berpotensi menular pada manusia, hewan juga harus diternak secara terpisah dan dijaga kontaknya dengan hewan lain maupun manusia.
Stem sel atau sel punca kebanyakan terdapat di sumsum tulang, aliran darah, dan plasenta. Sel punca diambil dari darah tali pusar (plasenta). Transplantasi sel punca ini kebanyakan digunakan untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan darah seperti leukimia, anemia aplastik, limfoma, thalassemia, dan masih banyak lagi. Metode stem sel ini tentunya tetap memiliki resiko yang cukup membahayakan. Resiko yang dapat muncul adalah infeksi dikarenakan imunitas yang rendah pada saat proses transplantasi terjadi. Sistem imunitas tubuh yang rendah pada saat transplantasi akan membuat sistem imunitas itu sendiri tidak dapat mengenali dengan baik sel baru yang masuk ke dalam tubuh. Akibat dari gagalnya pengenalan sel baru ini, maka tubuh akan berpotensi untuk mengalami infeksi.
Stem sel secara umum dapat dibedakan menjadi tiga tipe. Tipe yang pertama adalah stem sel embrionik. Sesuai dengan namanya, stem sel embrionik berasal dari embrio yang masih berusia 3-5 hari setelah pembuahan. Stem sel embrionik terdapat di dalam blastosis yang ukurannya masih sangat kecil. Stem sel embrionik ini bersifat pluripoten. Pluripoten sendiri artinya dapat berkembang menjadi sel lain. Stem sel embrionik ini dapat menambah jumlah sel yang ada di tubuh kecuali sel yang ada di tali pusar (plasenta). Tipe stem sel yang kedua adalah stem sel dewasa (adult stem cell). Stem sel dewasa ini memiliki karakteristik yang lebih terspesialisasi daripada stem sel embrionik.