Lihat ke Halaman Asli

Krisnayana Berlian

Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember Angkatan 2019

Pengangguran Menjadi Tolok Ukur Penting dalam Kemiskinan Kota

Diperbarui: 22 Oktober 2019   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kemiskinan merupakan suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan yang layak. Secara kuantitatif, kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana taraf hidup manusia serba kekurangan atau tidak memiliki harta beda. Sedangkan secara kualitatif, pengertian kemiskinan adalah keadaan hidup manusia yang tidak layak.

Banyak faktor yang mempengaruhi kemiskinan di suatu daerah terutama kota, diantaranya adalah tingkat pendidikan yang rendah, lapangan pekerjaan yang tidak memadahi, kepasrahan terdahap nasib yang berarti kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengembangkan diri untuk memenuhi keperluannya dan hanya berasrah bahwa semua ini adalah takdir Tuhan, dan yang terakhir adalah kurangnya kepedualian terhadap keadaan sosial yang artinya masyarakat kurang peduli terhadap kondiri orang sekitarnya yang tidak mampu.

Keempat faktor yang telah disebutkan semuanya mengakar pada satu masalah yaitu pengangguran. Itulah mengapa tingkat pengangguran di sebuah kota dan daerah menjadi tolak ukur penting terhadap kemiskinannya. Pengangguran di suatu kota bukanlah masalah sepele. Menurut data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ditinjau dari provinsi pada Bulan Agustus 2018, yang dirilis oleh BPS, angka pengangguran terbesar berada di provinsi Banten (8,52%) diikuti dengan 9 provinsi lain, diantaranya Jawa Barat (8,17%), Maluku (7,27%), Kepulauan Riau (7,12%), Sulawesi Utara (6,86%), Kalimantan Timur (6,60%), Aceh (6,36%), Papua Barat (6,30%), DKI Jakarta (6,24%), Riau (6,20%).

Persenan angka pengangguran yang tercantum di atas bukanlah angka yang kecil. Untuk Provinsi Riau sendiri, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, ada 190 ribu orang di Provinsi Riau hidup tanpa pekerjaan atau pengangguran. Jumlahnya mengalami peningkatan 8.240 orang dibandingkan setahun lalu. Angka 6,20% dalam presentase pengangguran tersebut mewakili ratusan ribu orang. Data tersebut masih berasal dari  peringkat kesepuluh provinsi dengan tingkat pengangguran terbanyak di Indonesia.

Sedangkan Banten yang di posisi pertama, angka 8,17% mewakili 496,73 ribu orang dari seluruh angkatan kerja yang berada di provinsi tersebut. Apabila diproyeksikan, pengangguran di dua provinsi di Indonesia telah mencapai angka 600 ribu penduduk dan Indonesia memiliki 34 provinsi yang pastinya dengan jumlah penganggura yang berbeda-beda. Angka yang tercetak secara kasar tersebut bukanlah suatu hal yang dapat diremehkan.

Besarnya angka pengangguran di Indonesia tentu memberikan dampak yang besar juga. Itulah alasan mengapa Indoensia masih menjadi negara miskin meskipun sumber daya alam dan sumber daya manusianya melimpah. Tingkat pengangguran sangat berperpengaruh di sini. Angka pengangguran secara tersirat telah menjelaskan kondisi perekonomian di suatu wilayah. Dengan angka pengangguran yang tinggi, sudah dapat dipastikan perekonomian di suatu wilayah tersebut lemah atau dapat dikatakan miskin.

Meskipun pemerintah telah melakukan banyak cara untuk mengatasi pengangguran, tapi angka pengangguran di Indonesia setiap tahunnya terus bertambah. Hal itu terjadi karena pengangguran sendiri tidak dilahirkan oleh satu faktor saja, tapi banyak alasan yang menyebabkannya, seperti :

  • Ketidakseimbangan antara pekerjaan dan jumlah tenaga kerja
  • Kemajuan teknologi yang membuat pekerjaan yang harusnya dikerjakan oleh manusia dikerjakan oleh robot
  • Keterampilan pemohon tidak memenuhi kriteria yang menyebabkan tersingkirnya para pencari pekerjaan karena tingginya kriteria yang dipatok oleh perusahaan
  • Kurangnya pendidikan dan keterampilan
  • Adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang biasanya terjadi di perusahaan swasta untuk menstabilkan sistem kerja
  • Tempat tinggal yang jauh dari banyaknya lowongan pekerjaan
  • Adanya pasar global yang membuat tenaga kerja Indonesia bersaing dengan tenaga kerja asing

Banyaknya faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran, menyebabkan pemerintah tidak  bisa hanya berpangku tangan atas masalah ini. pemerintah sendiri telah melakukan beberapa cara untuk permasalahan ini, diantaranya :

  • Menyelenggarakan bursa dan tenaga kerja dan memberikan pelatihan
  • Memberikan pelatihan kerja
  • Meningkatkan mutu pendidikan, apabila mutu pendidikan lebih bagus  makan seseorang akan lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan juga
  • Meningkatkan jiwa kewirausahaan masyarakat, wirausaha adalah salah satu dari pekerjaan yang juga bisa menghasilkan lowongan kerja dan apabila setengah warga menjadi wirausaha, maka hal tersebut sangat membantu dalam mengatasi masalah pengangguran ini.
  • Menyebarkan informasi lowongan kerja disegala media
  • Transmigrasi, ketidakmerataan penduduk di Indonesia membuat transmirgasi adalah jalan keluar paling efektif untuk masalah pengangguran ini. Degan transmigrasi, para pencari pekerjaan dapat merantau ke tempat dengan lowongan pekerjaan tinggi.

Namun, alternatif-alternatif tersebut masih belum bisa menurunkan angka penagangguran di beberapa wilayah di Indonesia. Terutama wilayah perkotaan yang menjadi pusat kegiatan bisnis dan niaga.

Pengangguran di suatu kota dapat memberikan dampak di banyak faktor yang berakibat langsung pada kehidupan masyarakat dan negara, seperti :

  • Menurunnya pendapatan perkapita
  • Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah
  • Maraknya kriminalitas
  • Terjadinya kesenjangan sosial
  • Ketidakstabilannya kondisi sosial
  • Berpengaruh pada kondisi politik

Dampak-dampak di atas menunjukkan bahwa pengangguran menjadi sangat berpengaruh bagi kehidupan perekonomian suatu negara. Dengan banyaknya pengangguran membuat pendapatan perkapita menurun yang berarti kemampuan ekonomi perorangnya jika diambil rata-rata juga menurun. Ekonomi masyarakat Indonesia masih di interval menengah ke bawah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline