Lihat ke Halaman Asli

Bola Panas dan Matematika

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sahabat-sahabat sesama guru matematika, mungkin pernah atau sering mengalami kondisi kelas yang pasif, siswa kurang bergairah belajar, wajah-wajah siswa yang tegang, sebagian ada yang mengantuk, ketika  pembelajaran matematika berlangsung. Saya sering mengalami kondisi seperti itu.

Bola panas adalah salah satu cara saya untuk menjadikan kondisi kelas menjadi aktif, siswa bergairah, tidak tegang, dan antusias. Bola panas adalah permainan lempar bola dari siswa ke siswa lain dengan aturan yang saya dan siswa sepakati bersama. Aturan dalam permainan bola panas ini adalah :

1.Permainan dimulai oleh guru dengan cara melempar bola kepada salah satu siswa, dengan menyebut namanya terlebih dahulu

2.Siswa yang menerima bola melakukan hal yang sama kepada siswa lainnya.

3.Jika bola jatuh, maka siswa diberi sanksi untuk mengerjakan soal

4.Siswa yang menerima sanksi adalah siswa yang melakukan kesalahan ketika menerima atau melempar bola.

a.Sanksi diberikan kepada pelempar bola , jika ia tidak menyebutkan nama siswa yang dituju, melempar bola terlalu tinggi atau terlalu rendah dari jangkauan tangan penerima,

b.Sanksi diberikan kepada penerima bola, jika ia tidak dapat menerima bola.

5.Jika ada keraguan, maka guru memutuskan siapa yang menerma sanksi dengan terlebih dahulu bertanya kepada seluruh siswa atau pelemparan bola diulang.

Saya sebut permainan ini dengan Bola Panas karena cenderung siswa ingin cepat-cepat melempar bola tersebut kepada temannya , bola ini juga yang akan membuat ia dikenai sanksi atau tidak, dan nama Bola Panas ini hanya siswa dan guru yang tahu, siswa senang karena antara rasa dekat dengan guru dan siswa, yaitu sama-sama mempunyai permainan Bola Panas yang tidak semua orang mempunyainya. Bola saya buat sederhana , yaitu dari gukungan kertas-kertas yang sudah tidak terpakai lagi kemudian diikat karet gelang.

Tentu saja permainan ini tidak bisa digunakan untuk semua pembelajaran matematika. Permainan ini saya gunakan untuk melatih siswa dalam menggunakan rumus, memantapkan pemahaman konsep matematika. Misalnya menghitung limit fungsi aljabar, menentukan turunan suatu fungsi dan sebagainya.

Saya merasa senang ketika siswa melakukan permainan ini. Wajah mereka riang, tertawa lepas, saya pun ikut tertawa melihat tingkah mereka. Respon mereka ketika melempar atau menerima  bola itu macam-macam, ada yang latah, ada yang bergaya pemain bola profesional, ada yang bergaya “so cool”,  tidak ada ketegangan sama sekali. Tidak ada raut wajah kusut  . Dan ketika ada siswa yang dikenai sanksi, siswa lain antusias memperhatikan, bertanya dan mencoba memahaminya, karena mereka harus bersiap untuk melanjutkan permainan.

Tidak akan ada perselisihan dalam permainan ini jika aturan jelas dan semua sepakat. Dalam kegiatan ini guru bertugas sebagai wasit, dan tentu saja sebelumnya mempersiapkan soal-soal yang bervariasi sehingga secara tidak langsung konsep-konsep matematika bisa dipahami siswa. Semenjak saat itu siswa sering meminta permainan ini di kelas. Saya tersenyum, saya katakan kepada mereka, “nanti ya nak, kita main bola lagi, tapi syaratnya harus ngerti dulu”. “Ok bu, mereka jawab. Senang rasanya ada sesuatu antara saya dan siswa, yang kami nanti-nanti, yang sama-sama kami inginkan.

Demikian tulisan saya yang sederhana ini, semoga bermanfaat. Saran dan kritik terhadap tulisan ini saya harapkan dan saya terima dengan terbuka.

(Tulisan ini adalah tugas Diklat Online 3 P4TK Matematika)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline