Lihat ke Halaman Asli

Sang Filsuf Kecil, Mencari Mentari

Diperbarui: 29 Maret 2023   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Sang filsuf kecilku, hari ini ia telah lahir di dunia, membuka mata, dan merengek dan menangis kesepian. Karena tidak ada yang bisa mengerti dirinya, Aku membuka jalan dan mengalirinya, memberi kehidupan. 

Setiap malam ia selalu digendong, harapan semoga selalu ada dalam gendongan kasih-Nya. Terkadang ia tidak bosan dengan melelapkan kedua matanya, tertidur dengan harapan.

Ketika filsuf kecil berusia 6 bulan, ia mulai suka duduk, dan berdiri, ada keinginan dia untuk bergerak dari kemalasanya berbaring. Filsuf kecil mulai suka tertawa, menyaksikan setiap hiburan dan cerita dari orang sekitar.

Ia mulai suka merangkak, mencari sesuatu yang hilang dibawah meja, dan tak sering juga, kepalanya terbentur, kemudian terbentuk, mungkin ia terjatuh karena rangkakanya tidak seritme. Kemudian ia belajar berjalan, yang mana terkadang jatuh adalah suatu kebiasaan, filsuf kecil terjatuh menangis, aku menggendongnya kembali, semoga tangisnya menguatkanya, gendongan ini menyadarkanya.

Flsuf kecilku juga mulai bisa berbicara, sering kali ia berbicara tidak jelas, sesuatu ingin ia katakan, tetapi terbatas, karena ia harus belajar proses.

Ketika malam hari filsuf kecilku, sering menunjuk- nunjuk bulan, seperti ia ingin berteduh dibawah gelimangan. "Kamu mau apa filsuf kecil?".  Lagi lagi ia berkata tidak jelas dan merengek. Ada yang membuat ia bingung sehingga isakan itu masih membekas setiap malam.

Ketika berumur 1 tahun, langkahnya semakin cepat dan sigap, ia mulai suka berbicara, dan berbicara jelas, tetapi terkadang ia bertanya soal- soal yang tidak diketahui. Misalnya, ia bertanya mengapa manusia diciptakan? Agama itu apa? Tuhan itu siapa?

Semakin membingungkan, karena ia tidak mengerti teori- teori buku akademik, atau buku yang ndakik. Ia lebih suka bermain dan bertanya- tanya, yang mana ia sering juga skeptis oleh jawaban yang ia tanya, dengan menghiraukannya, sambil bermain truk atau pasir- pasiran.

Filsuf kecil, suka berjemur di depan teras, melihat matahari sambil bermain- main serangga kecil, dan aku menyuapi makananya. Saat itu ia tidak lagi bertanya- tanya, mencari kebenaran. Ia menikmati makanan yang aku buat dari welas asih.

Filsuf kecilku, ku belajari kata huruf abjad A sampai Z. Ia masih terbata- bata, dan sering menyepelekanku, tetapi ia sebenarnya tahu bahwa, kata- kata sering kehilangan makna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline