Lihat ke Halaman Asli

krisnandaiqbal

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Rindu

Diperbarui: 17 Juni 2021   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini,aku merindukan sosok cantik itu. Yang ketika kutatap matanya,disana ada aku. Suaranya yang merdu,begitu membekas di relung hatiku. Puing puing hati yang rapuh kini kembali utuh. Diisi oleh gambaran angan anganku bersama dirinya. Aku membayangkan kita bersama menaiki sepeda motor yang biasa kutunggangi untuk menuju ke sekolah.Menerjang hujan yang lebat pada awal tahun ini. Melewati jalan yang banjir,dan menertawakan keadaan basah kuyup kita masing masing. Andaikan dia disampingku,pasti dia tidak akan kujadikan selir atau permaisuriku. Dia akan kujadikan Ratuku,dan kubiarkan diriku menjadi budak kasih sayangnya.

Selamat tidur untuk malam ini,masa depanku. Tidur yang nyenyak yaa agar kamu bisa bangun dengan cepat dan berangkat awal ke sekolah.Biarkan aku saja yang memikirkanmu hingga seperti ini. Aku memang manusia egois,ya... Se egois itu aku. Aku membiarkan hanya diriku saja yang boleh memikirkan tentang jika kita berdua nanti bersama. Semoga harapanku tersemogakan lewat untaian kata yang kulantunkan ketika hujan turun awal Januari ini.

Selamat malam dunia... Beri angin yang sejuk yaa untuk dirinya. Untuk pohon,banyak banyakin oksigenmu,agar dia bisa tertidur dengan nyaman. Karbondioksidamu transfer ke kamarku saja tidak apa apa. Setidaknya hatiku senang ketika melihat dia dalam keadaan sehat ketika aku dan dia berpapasan di sekolah. Untuk matahari,besok siang jangan panas panas yaa... Aku tidak mau dirinya terasa tidak nyaman karena sengatan cahayamu yang sangat ekstrem itu. Untuk Tuhan, hambamu titip dia yaa... Perilakukan dia dengan spesial ya tuhan... Karena jujur,ciptaanmu yang satu ini nyaris mendekati sempurna. Dan terakhir... Untuk dia...


Terimakasih karena sudah berusaha menang lomba masuk rahim ibumu. Sudah meng iyakan ajakan Tuhan untuk bergabung satu dunia denganku. Baik baik yaa dimanapun kamu berada... Oh iya,selamat tidur juga yaa... Masa depanmu masih panjang,jangan pernah menyesal dilahirkan disini yaa... Sesusah apapun,se menjengkelkan apapun dunia ini. Ingat,ada aku disini... Walaupun aku sudah tiada,tetaplah tenang. Kan tadi aku udah bilang ke Tuhan aku titip kamu... Seengganya kalo kita tidak dipertemukan disini,kita akan bersatu di surga nanti.Walaupun nanti aku akan dapat jatah 70 ribu bidadari, nanti akan kusuruh bidadari itu untuk mencarimu sampai ketemu. Titip salam buat papa mama yaa... Adikmu juga...


Besok pagi jangan lupa sarapan, bekal dari ibumu juga dihabiskan. Salam dari aku si pendosa yang banyak maunya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline