Pernahkah kita berpikir bahwa kesehatan dan status gizi seorang balita bisa dipengaruhi oleh fasilitas yang sederhana seperti jamban? Di Indonesia, jutaan balita terancam kesehatannya hanya karena kurangnya akses sanitasi yang layak. Akibatnya, pertumbuhannya terganggu dan mereka pun terjebak dalam siklus malnutrisi. Fakta mengejutkan Di Indonesia, lebih dari 21% balita mengalami stunting, salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak terutama jamban yang sehat (Data Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023). Sanitasi adalah proses menjaga kebersihan suatu tempat untuk mencegah kontaminasi dari sumber penyakit. Dari sisi epidemiologi, sanitasi adalah penghalang pertama (first barrier) dari jalur penyebaran kontaminasi tinja kepada manusia.
Jamban bukan hanya tentang tempat buang air, tetapi juga tentang kesehatan lingkungan dan pengurangan risiko penyakit. Lingkungan yang tidak memiliki akses jamban yang layak, tinja sering kali dibuang sembarangan, mencemari air dan tanah yang kemudian membawa patogen ke dalam rumah tangga. Jika tinja mampu dikelola dengan aman dari sumbernya, maka kecil kemungkinan terjadinya penyakit-penyakit seperti diare, tifoid, disentri, dan lainnya karena sanitasi yang buruk sangat berkontribusi terhadap angka malnutrisi dan stunting di negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketika balita terpapar kuman mereka rentan terkena infeksi seperti diare, yang secara langsung mempengaruhi kemampuan tubuh mereka untuk menyerap nutrisi penting. Bayangkan jika seorang balita terus-menerus menderita diare, tubuhnya tidak bisa menyerap makanan dengan baik dan akhirnya pertumbuhannya terganggu. Ini merupakan awal dari siklus malnutrisi yang bisa berujung pada stunting.
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa balita yang tinggal di rumah dengan jamban yang tidak layak memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting dibandingkan dengan mereka yang memiliki akses sanitasi yang baik. Pada tahun 2021, sebuah penelitian di beberapa daerah di Indonesia menemukan bahwa balita yang tinggal di rumah tanpa jamban memiliki risiko stunting 40% lebih tinggi dibandingkan dengan balita yang tinggal di rumah dengan jamban sehat. Jamban yang sehat dan kebiasaan sanitasi yang baik memainkan peran penting dalam mencegah penyakit dimana dapat membantu mencegah penyebaran patogen yang dapat menyebabkan berbagai penyakit infeksi. Dengan memiliki jamban sehat, risiko kontaminasi lingkungan oleh tinja yang mengandung kuman berbahaya dapat diminimalkan. Ini berarti lebih sedikit anak yang jatuh sakit dan lebih banyak nutrisi yang diserap oleh tubuh mereka untuk tumbuh kembang yang optimal. Selain memiliki jamban yang sehat, beberapa kebiasaan hidup sehat lainnya juga harus diterapkan di rumah tangga untuk memastikan kesehatan balita, seperti cuci tangan pakai sabun setelah menggunakan jamban dan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, dan memiliki akses air bersih untuk minum dan kebutuhan sehari-hari.
Sebuah program sanitasi di Nusa Tenggara Timur menunjukkan bagaimana pengaruh jamban sehat dan edukasi tentang kebersihan dapat meningkatkan status gizi balita. Dalam tiga tahun angka stunting di daerah tersebut turun hingga 15% setelah rumah tangga di desa mendapatkan akses jamban yang layak dan mulai mempraktikkan kebiasaan hidup sehat. Menyadari eratnya hubungan akses sanitasi layak dengan stunting, pemerintah Indonesia memasukkan sanitasi sebagai salah satu strategi utama penurunan stunting yaitu dalam Perpres nomor 72 tahun 2021. Dengan menerapkan bahwa setiap keluarga memiliki akses sanitasi yang layak, kita tidak hanya melindungi balita dari penyakit tetapi juga memberi mereka kesempatan untuk tumbuh sehat dan kuat. Kebiasaan hidup sehat yang dimulai dari lingkungan terkecil seperti rumah, dapat membawa dampak besar bagi pertumbuhan generasi penerus.
Stunting bukanlah aib/takdir. Ini adalah kondisi yang bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana namun berarti. Mulailah dari hal kecil seperti menyediakan jamban yang sehat dan lihat bagaimana balita tumbuh menjadi generasi yang kuat dan sehat. Jamban sehat, balita kuat karena masa depan mereka dimulai dari kebersihan dimana akses terhadap fasilitas kebersihan dan praktik sanitasi yang baik merupakan faktor penting dalam pencegahan stunting, tetapi juga harus diintegrasikan dengan lintas program untuk hasil yang lebih optimal. Setiap langkah yang kita ambil untuk meningkatkan sanitasi adalah investasi jangka panjang bagi masa depan balita. Mari bersama-sama wujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk balita sehat, kuat dan berkualitas.
Referensi :
Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Kementerian Kesehatan Indonesia Tahun 2023
Septikasari, M. 2018. Status Gizi Anak dan Faktor yang Mempengaruhi. UNY Press : Jogyakarta
Sabilu Y, Rosyanti L, Nasrudin I. 2023. Stunting. Eureka Media Aksara: Jawa Tengah.
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI. 2023. Laporan Tahunan 2022. Stop Buang Air Besar Sembarangan di Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H