Lihat ke Halaman Asli

Greta Thunberg sebagai Tokoh Baru Perjuangan Pemuda Mengenai Perubahan Iklim

Diperbarui: 22 Oktober 2019   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: the guardian

Di era modern ini, kita dikejutkan dengan kehadiran seorang aktivis muda yang berani menyuarakan kesadaran mengenai bahaya perubahan iklim. Keberaniannya, membuat dia populer di dunia. Terutama setelah ia berpidato di hadapan pemimpin dunia dalam konferensi perubahan iklim PBB.

Ia berhasil disorot oleh para media setelah aksi nyatanya untuk melakukan aksi mogok sekolah setiap hari jumat. 

Perempuan muda asal Swedia ini, dengan berani selalu berdiri di depan Lembaga Legislasi Swedia. Ia menuntut pemerintah untuk segera merealisasikan perjanjian Paris untuk menyelamatkan dunia dari bahaya perubahan iklim.

Memang tidak bisa kita pungkiri kalau iklim dunia semakin memburuk belakangan ini. Bayangkan saja, sejak Revolusi Industri (abad-17), kadar keasaman air laut meningkat sekitar 30 persen. 

Hal ini memang disebabkan oleh ulah manusia, seperti meningkatnya polusi, pembakaran hutan illegal, dan pencemaran lingkungan. Ulah manusia inilah yang meningkatkan jumlah karbondioksida sebanyak dua miliar ton per tahunnya.

Selain itu juga, khalayak ramai semakin dikejutkan saat mengetahui usianya yang masih menginjak 16 tahun. Warganet banyak yang membandingkan Greta dengan diri mereka sendiri. Warganet banyak menyebut kalau diri mereka tidak akan sebenerani dia di usia itu.

Tidak berhenti di situ, Sindrom Asperger yang diderita Greta, membuat dia semakin dipuji. Seperti yang diketahui, bahwa Sindrom Asperger adalah salah satu gejala Autisme yang membuat penderitanya sulit untuk berkomunikasi. Dengan kekurangan ini, Greta tetap berusaha untuk menyampaikan aspirasinya. Hal ini membutuhkan tekad yang begitu besar, dan Greta berhasil mewujudkannya.

Perempuan kelahiran 3 Januari 2003 ini, dijuluki sebagai "Penggerak Dunia". Julukan itu ia dapat setelah ia berhasil mendorong pemuda-pemudi dari berbagai belahan dunia untuk melakukan aksi yang sama, yaitu memperjuangkan alam. 

Tepatnya pada Jumat 20 September, para pemuda yang didominasi pelajar di Asia dan Pasifik melakukan demonstrasi besar-besaran. semua itu berlanjut hingga puncaknya terjadi di New York, AS. Diperkirakan ada total 4 juta orang yang melakukan aksi ini.

sumber: ptv.com.pk

Tapi ternyata, aksi yang dilakukan Greta, tak selamanya mendapat tanggapan positif. Banyak golongan yang mengatakan bahwa hal yang dilakukan Greta hanyalah "gimik" belaka untuk mencari atensi dari masyarakat umum. Banyak warganet yang mengatakan bahwa Greta terlalu melebih-lebihkan dan terlihat aneh.


Bahkan ada pihak yang merilis suatu teori konspirasi mengenai aksi Greta ini. Teori itu menyebutkan bahwa Greta hanyalah boneka dari golongan elite yang memiliki kepentingan soal usaha perbaikan iklim. 

Alasannya adalah agar mereka bisa menggusur pemukiman penduduk dan lahan warga yang dianggap mencemari lingkungan dan menggantinya menjadi sektor bisnis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline