Lihat ke Halaman Asli

Anak Kost Menderita di Akhir Bulan? Sorry, Nggak Lagi!

Diperbarui: 25 September 2015   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Realita anak kost yaitu kehidupan yang bebas dan kadang juga menyedihkan. Mereka bebas karena mereka hidup jauh dari perhatian orang tua, yang biasanya ada yang mengontrol kehidupan mereka dan mereka juga harus bisa mengatur hidupnya sendiri. Menyedihkan apabila mereka tidak bisa mengatur kehidupan mereka, terlalu terbawa arus pergaulan yang hedon atau terlalu cinta terhadap duniawi. Akibatnya yaitu perubahan gaya hidup mereka yang sangat derastis dari awal bulan menuju akhir bulan.

Percaya atau tidak bahwa akhir bulan adalah waktu yang sangat menyedihkan bahkan dibenci oleh anak kost pada umumnya. Pada waktu itu merupakan waktu dimana dompet mereka yang tadinya “dihuni” oleh Soekarno-Hatta dan I Gusti Ngurah Rai digusur oleh rombongan Kapitan Patimura, Pangeran Antasari, dan kawan-kawannya. Pada saat itulah gaya hidup mereka mulai berubah. Ketika awal bulan hidup mereka serba “wah”, berubah menjadi kehidupan yang serba “pasrah”, yang tadinya makan makanan yang serba enak, pergi kesana kemari tanpa mikir panjang, namun pada akhir bulan nasi telur+sambel merupakan menu yang sangat istimewa bagi mereka. Lebih parahnya kalau kapitan patimura dan rombongannya pun “gugur”, pergi ke kost temen yang dianggap “kaya” adalah harapan terakhir mereka untuk tetap bertahan hidup. Sangat menyedihkan bukan?

Itulah tadi realita anak kost. Saya bisa menulis seperti tadi karena saya juga merupakan anak kost. Namun, sekarang bagi saya akhir bulan bukanlah masalah, saya tidak merasa khawatir lagi ketika akhir bulan datang menghampiri, karena sumber uang saya tidak hanya dari orang tua. Setelah dewasa ini saya mulai merasa tidak enak untuk terus meminta uang pada orang tua. Saya berpikir, bagaimana saya bisa mendapat uang tambahan tanpa harus minta kepada orang tua ? Menjadi pegawai ( bekerja untuk orang lain) bukanlah pilihan saya. Saya ingin bekerja tapi saya yang mengatur jadwalnya. Saya memilih untuk menjadi reseller dan dropshipper melalui online shop. Lantas, apa itu reseller, dan apa itu drop-shipper?

Reseller adalah orang yang menjual kembali barang yang kita beli dari supplier ataupun distributor (pemasok), kemudian kita menjualnya kepada orang lain dengan harga yang kita tentukan sendiri. Keuntungan jika menjadi reseller adalah kita dapat mengelola stok yang kita miliki, kita dapat menentukan sendiri harga barang, kita dapat menjual barang yang kita miliki secara langsung atau dengan media online. Harga dasar barang lebih murah daripada reseller, jadi kita bisa mendapat laba yang lebih tinggi daripada drop-shipper. Namun reseller juga mempunyai kelemahan, yaitu kita harus mempunyai modal yang cukup besar, resiko stok / barang yang tidak laku.

Drop-shipper adalah orang yang menjual barang supplier atau pemilik produk tanpa harus menyetok produk. Menjadi dropshipper lebih mudah dari reseller karena kita hanya menawarkan produk milik supplier kepada orang lain, kemudian jika ada orang yang memesan kita meminta supplier kita untuk mengirim barang kepada orang yang tadi pesan barang kepada kita. Resiko menjadi dropshipper lebih kecil daripada menjadi reseller. Kelebihan lain dari dropshipper yaitu kita tidak perlu susah-susah dalam proses packaging (pengemasan), karena sepenuhnya diatur oleh supplier kita. Namun jika dilihat dari pendapatan, memang lebih tinggi jika dibandingkan menjadi reseller.

Dulu ketika saya masih duduk di bangku SMA saya pernah menjadi reseller. Saya menggunakan media online untuk memasarkan barang dagangan saya. Target pemasaran saya yaitu pengguna media sosial seperti Blackberry messanger, facebook, dan twitter. Alasan mengapa saya menggunakan media sosial sebagai media pemasaran, karena sebagian besar masyarakat di Indonesia bahkan dunia menggunakan media sosial setiap harinya untuk saling berkomunikasi. Selain itu, jika kita menggunakan sistem online, pelangganlah yang akan menyesuaikan kita. Dan waktu itu laba yang saya dapat alhamdulillah bisa untuk membeli sesuatu yang mungkin sedang saya inginkan tanpa harus minta kepada orang tua. Sekarang saya sudah kuliah dan menjadi seorang anak kost, pekerjaan itu pun yang menjadi pilihan saya. Menurut saya, menjadi reseller ataupun drop-shipper adalah pilihan yang tepat bagi temen-temen yang ingin menambah pendapatan dan mengasah kemampuan berbisnis, khususnya anak-anak kost yang sering menderita di akhir bulan. Percayalah wahai anak kost, jika kalian mau mencoba dan mendalami untuk menjadi reseller ataupun drop-shipper, insyaALLAH tidak akan ada lagi kegelisahan ketika akhir bulan menghampiri kalian.

Seperti biasanya, untuk mengahiri postingan saya kali ini, saya mempunyai sebuah rangkaian kalimat untuk para pembaca :

Jangan takut untuk melangkah. Jika kita terjatuh, maka segeralah bangkit! jatuh lagi? bangkit lagi! Teruslah berjuang sampai Tuhan mendatangkan nikmatNya untukmu. Percayalah Tuhan tidak akan mengingkari janjiNya.”

Semoga ilmu sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya anak kost.

Terimakasih telah membaca. Selamat berjuang!!! (^.^)9

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline