Lihat ke Halaman Asli

Masyarakat Perlu Belajar “Persepsi” Mengapa ?

Diperbarui: 18 Desember 2015   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Peperangan antar suku di Indonesia sudah tidak lagi menjadi hal yang tabu. Dengan keberagaman suku, agama, ras, dan budaya ini menjadi tuntutan untuk semua warga Indonesia untuk saling memahami dan saling mengerti satu sama lain. Karena kadang kala kita kurang mengerti dan memahami satu sama lain hingga kadang peperangan antar suku tak dapat dihindari lagi. dalam belajar memahami dan mengerti ini hal yang paling penting dipelajari juga adalah tentang persepsi. Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan dengan rangsangan dari lingkungan exsternal, atau bisa juga kita menyebutnya dengan dugaan. Persepsi juga inti dalam ilmu komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat, maka komunikasi kita akan berkomunikasi tidak efektif. Persepsi bisa juga kita katakana dengan dugaan. Kadang kala kita selalu menduga-duga saat bertemu dengan orang ataupun suatu kelompok.

Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu maka semakin mudah dan semakin sering kita akan berkomunikasi. Dan mereka yang sering berkomunikasi akan cenderung membentuk sebuah kelompok budaya atau kelompok identitas. Persepsi meliputi : pengindraan, atensi (perhatian), dan interpretasi. Selain faktor internal ada pula faktor exsternal yang mempengaruhi persepsi, seperti agama, ras, suku, pekerjaan, dll. Seorang tokoh juga mengemukakan enam unsur budaya yang mempengaruhi persepsi. Yaitu Larry A dan Richard E. Porter inilah faktor-faktor yang beliau kemukakan

  • Kepercayaan, nilai, sikap
  • Organisasi sosial
  • Tabiat manusia
  • Orientasi kegiatan
  • Persepsi tentang diri dan orang lain

Dengan sangat banyaknya teori tentu saja kita tidak dapat mengelak lagi dari realita yang ada. Belajar komunikasi terutama persepsi sangat penting bagi kita masyarakat Indonesia. agar tak terjadi salah persepsi yang sering kali kita rasakan bahkan kita lakukan. contoh : saat ada mahasiswa A berbicara dengan mahasiswa B. mahasiswa be A bicara dengan nada sedikit tinggi dan mahasiswa B kaget dengan perkataan mahasiswa A. itu bisa terjadi karena mahasiswa A adalah orang Medan dan B adalah orang Solo. Bagi mahasiswa B hal itu biasa, karena memang di sana (medan) nada yang digunakan dalam bahasa sehari-hari adalah nada tinggi, hingga orang yang tak mengetahuinya menganggap bahwa si B sedang marah-marah. Begitu pula dengan mahasiswa B yang belum mengenal mahasiswa A ia menganggap bahwa si A sedang marah padanya, padahal tidak. Itu terjadi karena persepsi yang digunakan kurang tepat hingga kadang menimbulkan sakit hati.

Mengetahui hal tersebut sudah saatnya kita memperbaiki persepsi kita, jangan cepat dalam menyimpulkan keadaan dan situasi seseorang. Bisa jadi memang sudah menjadi kebiasaannya dari asalnya. Jika ingin menyimpulkan sesuatu sudah sebaiknya kita mencari data dan sumber-sumber yang jelas agar tak terjadi perselisihan yang sangat kerap terjadi. Jika kita terlalu tergesa menyimpulkan sesuatu bisa saja yang kita simpulkan itu salah dan menjadi fitnah. Hal ini tentu bisa menjadi boomerang bagi kita anak komunikasi.

Hidup di negara yang punya beribu pulau, suku, ras, budaya, dan agama tentu menjadi sebuah tantangan kita kedepan. Bagaimana kita selalu menjaga persepsi antar orang atau pun kelompok dengan baik. Agar NKRI ini tetap utuh dengan segala keberagaman yang ada di dalamnya. Saling mengenal, memahami, dan mengerti mungkin menjadi senjata ampuh jika kita sedang bertemu dengan kawan lain daerah. Jangan sampai kita salah mempresepsikan tentang orang baru saja kita temui.

Sumber : makalahpribadi.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline