Lihat ke Halaman Asli

Krismas Situmorang

Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Dekke Naniura, Sashimi Khas Batak Dari Meja Para Raja

Diperbarui: 11 Desember 2024   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi Naniura (Sumber: https://www.detik.com/sumut/kuliner/d-7521817/resep-membuat-naniura-makanan-khas-batak)

Indonesia memang memiliki banyak kekayaan budaya khususnya kuliner. Beberapa hari yang lalu, saya diundang untuk menghadiri sebuah acara lamaran dari salah seorang teman yang berasal dari suku Batak. Dalam acara lamaran yang berlangsung, tersaji dua jenis hidangan berupa ikan mas dengan bumbu berwarna kekuningan. Jenis pertama disebut arsik dan jenis kedua disebut naniura.

Saya mengenal baik jenis hidangan ini karena biasa disajikan dalam acara-acara adat. Beberapa kali, ibu saya menyajikannya dengan sangat baik.

Kali ini, saya akan menyajikan informasi seputar hidangan kedua yang disebut Dekke Naniura. Informasi berupa sejarah dan asal usul, proses penyajian, dan maknanya. 

Sejarah dan Asal Usul Naniura

Dekke Naniura nerupakan makanan khas warga Tapanuli, Sumatera Utara, yang umumnya tinggal di Tanah Batak (khususnya sekitar pesisir Danau Toba). Dekke Naniura memiliki kekayaan rasa dan makna budaya yang mendalam. Makanan ini tidak hanya lezat tetapi juga sarat dengan tradisi dan simbolisme. 

Dalam bahasa Batak, “dekke” artinya ikan yang sudah diolah sebagai makanan, dan  “naniura” artinya tidak dimasak dengan api. Ikan atau dalam bahasa batak disebut ihan merupakan bahan dasar pembuatan dekke.

Makanan ini mirip dengan sashimi Jepang. Ikan disajikan mentah namun tetap segar dan bebas dari bau amis.

Pada awalnya, dekke naniura dibuat menggunakan ikan endemik Danau Toba, yaitu ikan Ihan. Namun, seiring waktu, ikan mas menjadi pilihan utama karena lebih mudah didapat dan memiliki tekstur yang cocok untuk hidangan ini.

Dahulu, dekke naniura hanya disajikan dalam acara-acara istimewa seperti perjamuan para raja dan upacara adat. Hanya juru masak tertentu yang diperbolehkan untuk membuatnya. Inilah yang membuat makanan ini sebagai makanan mewah pada masanya. Kini, meskipun masih dianggap istimewa, naniura dapat dinikmati oleh masyarakat umum pada berbagai acara seperti Bona Taon, yaitu perayaan untuk mengawali tahun baru bagi masyarakat Batak.

Baca juga: Sikap Hormat, Jembatan Perilaku Antargenerasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline