Pertemanan atau persahabatan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan sosial seseorang. Sebagai makhluk sosial, seseorang akan membutuhkan orang lain sebagai temannya.
Dalam kehidupan sosial, sebuah hubungan persahabatan yang baik sangat diperlukan dalam membentuk pribadi yang baik. Persahabatan dianggap juga mampu mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
Namun, apakah semua hubungan persahabatan sudah pasti baik? Sangat mungkin terjadi dalam suatu jaringan pertemanan, ditemukan seorang teman yang merugikan. Tidak semua hubungan persahabatan bersifat positif.
Toxic Friendship
Dalam suatu hubungan persahabatan, jika ditemukan ada satu pihak sering kali mendapatkan keuntungan, sementara pihak lainnya menderita, dapat dikatakan bahwa persahabatan model ini sebagai toxic friendship atau pertemanan beracun.
Hubungan persahabatan semacam ini dapat berdampak serius terhadap kesehatan mental seseorang yang terlibat.
Ciri-ciri friendship toxic dapat dikenali ketika dalam persahabatan itu ada salah satu pihak yang bersikap tidak peduli terhadap perasaan orang lain. Ia cenderung bersikap egois karena rasa empatinya berkurang. Dalam kondisi ini, salah satu pihak bersikap tidak peduli terhadap perasaan orang lain dan cenderung egois.
Kadang, seseorang yang dianggap toxic akan bersikap sebagai pengkritik. Ia lebih suka mengkritik tanpa memberikan saran yang konstruktif. Sikap suka mengkritik itu dapat membuat orang lain merasa rendah diri.
Teman yang selalu mengkritik merasa tertekan karena temannya terus-menerus mengkritik penampilannya, dan membuatnya merasa kurang percaya diri.
Seorang teman yang menjadi toxic bagi orang lain, cenderung bersikap manipulatif. Teman toxic akan berusaha mengontrol atau memanipulasi perilaku orang lain untuk kepentingan pribadi.