Stasiun Citayam saat ini menjadi stasiun transit bagi para penumpang kereta Commuter Line Jurusan Bogor dan Jurusan Nambo. Setiap hari, banyak penumpang menggunakan fasilitas jalan untuk menjangkau stasiun kereta Commuter Line dengan berbagai moda transportasi seperti angkutan umum, mobil, maupun sepeda motor.
Namun, sudah menjadi pemandangan yang lazim, bahwa kemacetan lalu lintas di depan dan sekitar Stasiun Citayam telah menjadi masalah yang semakin parah. Kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun tanpa ada upaya mengatasinya.
Sangat disayangkan sebenarnya, jika lalu lintas ini tidak dikelola dengan baik. Citayam, merupakan kota kecil yang terus berkembang dan merangkak naik. Diketahui bahwa banyak pemukiman baru tumbuh seiring pertumbuhan populasi penduduk yang terus meningkat.
Penyebab Kemacetan
Problem lalu lintas yang sudah terjadi selama puluhan tahun ini seolah terabaikan. Sejak tahun 2001 hingga tahun 2024, pemandangan kemacetan di sekitar stasiun ini tidak mengalami perubahan yang signifikan. Kemacetan terjadi terutama karena ruas jalan yang terbilang kecil dan hanya dapat dilalui kendaraan kecil roda 4 yang berpapasan. Kedua jenis kendaraan itu harus sangat memperlambat laju kendaraannya.
Penyebab lain dari kemacetan itu adalah, volume lalu lintas kendaraan yang terus bertambah seiring pertumbuhan pemukiman baru. Tidak sedikit pendatang baru yang bermukim di tempat ini sudah memiliki kendaraan pribadi. Penyebab lain yang terus memperparah kondisi yang ada adalah ketidakdisiplinan atau kesadaran sopir angkutan umum yang dengan seenaknya "mengetem" atau berhenti sembarangan selama yang dia inginkan. Banyak sopir yang memilih untuk berhenti di lokasi yang tidak ditentukan, menghalangi jalur kendaraan lain dan memperlambat arus lalu lintas.
Hal ini menyebabkan penumpukan kendaraan di sekitar stasiun, menghambat arus lalu lintas dan menambah waktu perjalanan bagi pengguna jalan lainnya. Masyarakat setidaknya bisa menghabiskan waktu 30 menit untuk melalui kemacetan di sekitar pintu kereta Stasiun Citayam ini. Hal ini tentu sangat merugikan masyarakat dari sisi waktu yang sangat tidak efisien.
Selain itu, jumlah angkutan umum yang beroperasi di area tersebut tidak sebanding dengan tingginya permintaan penumpang, sehingga banyak kendaraan yang berputar arah untuk mengambil penumpang baru.
Tidak jarang, perilaku buruk dengan memutar kendaraan sesuka hati di dekat perlintasan kereta hingga pertengkaran antara pengemudi angkutan umum dengan pengendara lain. Situasi ini diperburuk oleh kurangnya fasilitas parkir dan penjemputan yang memadai di sekitar stasiun.