Lihat ke Halaman Asli

Krismas Situmorang

Guru, Blogger Indonesia

Membebaskan Pikiran yang Tersandera

Diperbarui: 9 Juli 2024   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pikiran, sumber: https://www.liputan6.com/global/read/3326898/5-cara-usir-pikiran-berlebih-dari-otak-kita

Suatu hari saya berkunjung ke rumah seorang teman dekat. Bukan sahabat, namun pertemanan kami cukup dekat. Lama tak berjumpa dengannya karena kesibukan masing-masing.

Memasuki pekarangan rumahnya, saya disambut dengan teriakan "penjaga rumahnya". Ya, seekor anjing berbulu hitam dan sangar.  Penghuni rumah yang mengetahui kedatangan saya berusaha mengarahkan "sang penjaga" ke tempat tinggalnya. Saya pun dipersilahkan masuk.

Tak lama, segelas kopi hitam terhidang untuk saya. Ah, nikmat sekali rasanya. Sejak di perjalanan tadi, mata saya sudah terasa berat. Kini, perasaan itu sudah hilang entah kemana berkat hidangan kopi yang diberikan.

"Tidurnya" Sebuah Langkah

Perbincangan ringan pun dimulai. Dimulai dengan menanyakan kabar dan kesibukan kami masing-masing. Lambat laun, topik pembicaraan bergeser seputar persoalan dan tantangan yang kami hadapi masing-masing. Saya menceritakan pengalaman, tantangan yang pernah saya hadapi, dan usaha yang saya lakukan untuk mengatasi tantangan itu.

Bergantian, teman saya pun bercerita tentang tantangan yang dihadapinya. Saya tertegun sejenak mendengarnya. Dalam cerita yang disampaikan, ia terkesan tidak melakukan apa-apa, bahkan usaha yang kecil sekalipun. Ia menganggap bahwa tantangan yang dihadapi memang seharusnya ia hadapi. Pada bagian ini, saya sependapat. Namun, tidak pada bagian yang selanjutnya bahwa setiap persoalan akan berlalu begitu saja.

Menurut saya, tantangan bukan sekedar dilewati. Menurut saya, tantangan sebaiknya dihadapi dengan berusaha mencari jalan keluarnya. Usaha merupakan bagian terpenting ketika berhadapan dengan tantangan. Tanpa usaha, tantangan tidak akan berlalu begitu saja, bukan.

Sikap pasif inilah yang seringkali membuat orang gagal melangkah ke depan. Saya teringat sebuah gambar ilustrasi yang saya dapatkan melalui media online. Gambar ilustrasi itu menggambarkan 2 orang yang sama-sama menggali tanah untuk mencari harta karun. Orang pertama berhenti karena tidak mau melanjutkan penggaliannya. Padahal, harta karun yang ditujunya hanya berjarak sedikit lagi. Sedangkan orang kedua terus berusaha melanjutkan usahanya, dan usahanya membuahkan hasil.

          Baca juga: Plastik dan Ancaman bagi Penghuni Bumi

Terpenjara Dalam Cara Berpikir Lama

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline