Lihat ke Halaman Asli

Krismas Situmorang

Guru, Blogger Indonesia

Cita-Cita Terpendam dalam Perspektif Kebebasan

Diperbarui: 4 Juli 2024   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar kebebasan, sumber: https://cakradunia.co/news/masa-depan-kebebasan/index.html 

Pada salah satu kelas, dosen saya mengajarkan tentang makna kebebasan. Banyak perspektif dapat diambil sesuai dengan bidang kerja para mahasiswanya. Ketika saya mencoba mendalami makna kebebasan dari perspektif pendidikan, secara otomatis, pikiran saya tertuju pada konsep Kurikulum Merdeka yang sedang dilaksanakan saat ini. Dalam pikiran saya, topik ini cocok untuk saya bahas.Namun, dosen saya memberi usul untuk mempelajari sebuah film berjudul  Dead Poets Society.

Tak jarang anak menghadapi tantangan ketika memiliki sebuah keinginan atau cita-cita. Tantangan bisa datang dari diri sendiri (internal) atau dari luar diri sendiri (eksternal). Alasannya pun bisa beraneka ragam. Tetapi, saya tidak mengulas mengenai tantangannya, tetapi kemerdekaan, atau kebebasan dalam menentukan pilihan secara bertanggung jawab.

Sinopsis Singkat Film Dead Poets Society

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, Film Dead Poets Society ditayangkan sekitar tahun 1980-an. Cukup lama juga. Sekitar tahun itu, saya duduk di bangku SMP. Film Dead Poets Society menceritakan tentang seorang guru. Ia mengajar di sebuah sekolah khusus laki-laki yang memiliki peraturan yang sangat ketat. Guru tersebut merupakan alumni sekolah dimana ia mengajar saat itu.

Sang Guru mengajak siswanya untuk berdiri di atas mejanya secara bergantian. Tujuannya untuk memberikan pemaknaan tentang hidup dari sudut pandang yang  berbeda. Cara yang dilakukannya adalah mengajak para siswanya untuk menaiki meja kerjanya dan meminta memandang ruang kelas dari perspektif yang lain.

Sang Guru juga mengajak para siswanya itu untuk menciptakan suatu gaya berjalan versi mereka sendiri. Tujuannya adalah untuk mendorong individualisme. Sang Guru juga memberi inspirasi bagi para siswanya untuk menciptakan perubahan dalam hidup mereka. Cara yang digunakan adalah memahami esensi dari puisi. Dalam pengajarannya, ia mendorong murid-muridnya untuk "memanfaatkan hari ini".

     Baca juga: Prioritas Menjaga Kesehatan Mental Sejak Dini

Dalan film itu diceritakan tentang dinamika para siswa dalam menemukan potensi dalam diri mereka. Kebebasan dalam menentukan pilihan menurut bakat dan kemampuan mereka sendiri. Bebas dari tekanan dan otoritas orang tua ketika "memaksakan" keinginannya atas cita-cita anaknya. Satu demi satu anak menyadari bakat yang ada dalam dirinya. Mereka juga ditantang untuk memahami konsekuensi potensial  dari sebuah pilihan yang bebas.

Film ini menampilkan pula konsekuensi dari keinginan orangtua yang dipaksakan kepada anaknya. Salah satu tokoh siswa diceritakan meninggal bunuh diri karena ia tidak mendpaat dukungan dari ibunya dan tidka mampu menjelaskan keinginannya kepada ayahnya.

Makna Kebebasan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline