Terseok-seok di tepi jalan,
di atas aspal jalanan, tapi tidak menapak.
Memandang lurus ke depan,
berharap memotong jarak.
Sementara pikulan semakin manja,
duduk manis di atas pundak,
diam tak mau tahu.
Ingin memilih, tapi tak ada pilihan,
ingin bermanja, tak ada tempat,
terus... dan terus, jangan berhenti.