Pagi ini, perjalanan menuju tempat bekerja terasa lama. Sepanjang lima kilometer kendaraan bagai tersusun rapi di jalanan. Beradu kecepatan dengan waktu di tengah rintik hujan yang hampir usai, sampailah di titik kemacetan.
Tanggul kali yang berada di sisi kiri Jalan Raya Bogor, persis di pertigaan jalan menuju Taman Mini Indonesia Indah, jebol. Arus air yang deras, membuat beberapa kendaraan urung melintas. Beberapa yang lain nekat melintas di tengah arus air yang deras. Akibatnya, ada kendaraan yang jatuh dan ada yang mogok di tengah arus yang deras.
Beruntung, saya mengambil sisi yang lain, sehingga tidak harus mengalami penderitaan seperti yang dialami pengendara lain. Tak urung, saya terlambat sampai di tempat kerja. Perasaan sudah tak tenang karena terlambat.
Sore ini, hujan turun sangat deras. Menjelang jam empat sore, saya memutuskan pulang ke rumah. Tapi, keberuntungan tidak berpihak kepada saya. Perjalanan rutin harian yang memiliki jarak 21 km menuju rumah harus dengan kemacetan lagi. Biasanya waktu tempuh melalui perjalanan dari rumah menuju tempat kerja sekitar 40 menit. Ah, sepertinya sore akan memakan waktu lebih lama.
Di berbagai tempat, terdapat penumpukan kendaraan, para pedagang sudah mulai berjejer di tepi jalan. Di beberapa titik ada penumpukan sepeda motor yang menepi.
Titik macet dengan banjir yang tadi pagi dilewati, kini harus dilalui kembali. Tetapi kali ini, kondisinya lebih parah karena debit air yang mengalir sangat besar. Banyak sepeda motor yang nekat melintas harus mati di tengah arus air yang deras. Kasihan sekali.
Saya memutuskan memutar arah mencari jalan alternatif yang lain meskipun dengan jarak yang lebih panjang. Saya masih tetap mengalami kemacetan tetapi tidak separah keadaan yang saya hindari.
Setelah tiga jam bermacet ria, sampailah di rumah dengan perut lapar dan lelah. Semoga perjalanan esok hari lebih baik.***