Jodi, salah seorang siswa salah satu sekolah dasar berlari ke luar kelas. Salah seorang temannya mengejar. Ia pun menarik Jodi ke pojok ruang kelas di balik pint keluar. Keduanya tertawa bersama. Jodi kemudian di dorong agar terduduk, tetapi Jodi justru menjatuhkan diri di lantai. Beberapa teman lainnya mendekati Jodi yang tertelungkup di lantai. Wajahnya masih tersenyum. Tidak terlihat ekspresi sakit pada wajahnya. Salah satu temannya duduk di atas tubuh Jodi seraya berakting seperti seorag pemenang dalam adu gulat.
Ini sekelumit kisah beberapa siswa dari salah satu sekolah. Waktu istirahat di sekolah biasa digunakan untuk bermain dan berinteraksi dengan sesama teman sekolah atau teman sekelas.
Hal yang menarik untuk dicermati adalah mereka tampak bebas melakukan aktivitasnya. Seolah-olah tidak ada hal yang membatasi kegiatan bermain mereka.
Namun, sekolah atau siapapun perlu mencermati aktivitas bermain anak, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, keselamatan bermain pada anak harus menjadi perhatian yang serius.
Baca juga: Perbuatan Baik, Akankah Ditanggapi Baik?
Berikut ini ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam rangka pengawasan bermain anak.
Anak-anak memang belum mampu mengendalikan dirinya secara maksimal. Fokus aktivitasnya hanya satu hal yaitu bermain.
Terlalu asyik bermain sering membuat mereka lupa berbagai hal yang menjadi pertimbangan keselamatan dirinya dan orang lain.
Anak perlu diajarkan tentang aturan keselamatan yang relevan dengan aktivitas bermain mereka. Ajarkanlah konsep penialian resiko yang tepat di usia mereka.