Lihat ke Halaman Asli

Krismas Situmorang

Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Dia Mengajak Menulis - Penasihat, Penakawan, Penasaran

Diperbarui: 22 Juni 2022   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: H. Thamrin Dahlan (sumber: https://terbitkanbukugratis.id/terbitkanbukugratis.id)

Banyak penulis mengira, pemikiran yang dituangkan dalam rangkaian kata-kata yang dibuatnya akan menjadi gundukan memori kata di lumbung tulisannya. 

Mereka ingin tulisannya dapat menjadi buah karya yang akan diberikan kepada generasi berikutnya. Para penulis berusaha agar tulisannya termuat dalam suatu bundling lembaran yang rapi. Namun, usaha itu seringkali tidak berjalan mulus.

Tantangan dan hambatan mereka alami bukan saja menyangkut redaksi dan oplah yang menjadi persyaratan. Tetapi, faktor biaya sering menjadi alasan penghambat gagalnya mimpi-mimpi para penulis. 

Rekomendasi nama baik tak ketinggalan menjadi salah satu kunci terbitnya untaian kata-kata itu. Tabir penghalang itu tak selamanya bertahan. Ia sirna dihempas oleh sebuah harapan baru. Harapan penulis pemula yang muncul sebagai oase di padang gurun, bagai cahaya mentari pagi yang mengintip di ufuk timur.

Adalah seorang insan baik hati, seorang penulis, pengelola Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan. Sebuah usaha yang memiliki komitment melaksanakan kegiatan bidang pendidikan dalam bentuk peran serta aktif meningkatkan kualitas dan kuantitas Literasi Indonesia. Dia adalah Haji Thamrin Dahlan (HTD).

Beliau mengelola sebuah yayasan yang memfokuskan diri untuk menerbitkan buku dengan Lisensi Barcode ISBN Perpustakaan Nasional tanpa biaya. Misi yang hendak dilakukan adalah membantu para menulis menerbikan buku ber ISBN tanpa biaya, menyelenggarakan Pelatihan Menulis dan menggerakkan kegiatan menulis melalui website YPTD terbitkanbukugratis.id. 

Menurut HTD, kegiatan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari visi yang dikembangkannya dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas Literasi Indonesia. 

Kegiatan yang dilakukan bersama beberapa rekannya ini dilatarbelakangi kesulitan yang dihadapi para penulis dalam penerbitan buku yang sudah tersedia namun belum dapat diterbitkan oleh penerbit.

Hal lain disebabkan karena biaya yang besar dalam penerbitan buku secara indie (pribadi) melalui perusahaan jasa penerbit. Hal itulah yang mendorong HTD bersama YPTD berikhtiar untuk membantu para penulis dalam penerbitan karya tanpa mengeluarkan biaya. 

Ternyata seorang penulis bisa menerbitkan buku tanpa biaya. Tidak ada istilah penulis pemula karena tidak ada pengakhir. Istilah yang paling tepat menurut beliau adalah pegiat literasi.

Nilai-Nilai Karya dan Motto

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline