Lihat ke Halaman Asli

Merayakan World Diabetes Day untuk 14 Juta Penduduk dengan Diabetes

Diperbarui: 14 November 2015   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

World Diabetes Day (WDD) dirayakan pada 14 November, yaitu hari lahir Sir Frederick Grant Banting (1891–1941), yang telah menemukan insulin (1921-1922), sehingga memberi harapan bagi penderita dapat meraih hidup berkualitas.
Sebelumnya, penderita diabetes tipe 1 tidak mungkin bertahan hidup lama. Anak-anak hanya bertahan hidup 1 tahun sejak di diagnosis, dewasa 2 tahun. Hanya kurang dari 20% yang dapat hidup lebih dari 10 tahun.

Untuk prestasinya, Frederick Banting menerima Nobel Prize (1923), dianugerahi gelar kebangsawanan ‘Sir’ oleh Raja Inggris (1934), dan terpilih sebagai Warga Kanada Terbaik Nomor 4 oleh Canadian Broadcasting Corporation (2004).

Banting dan dua rekannya bersepakat tidak mengeksploitasi proses penemuannya untuk mencari hak paten demi komersial. Kemudian pada 1923 hak paten insulin diperoleh Banting dkk, dan mereka menjualnya kepada Universitas Toronto senilai 1 dolar AS untuk masing-masing (kompasiana).

Di Indonesia pada 2000 ada sekitar 8,4 juta orang dan pada 2030 diprediksi mencapai 21,3 juta orang (WHO). Menurut Soewondo dkk, prevalensi penderita diabetes pada 2007 mencapai 5,7%, dan sebagian besar tidak terdiagnosis. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 diprediksi 252.124.458 jiwa, maka 5,7% mencapai 14.371.094 jiwa.

Diperkirakan diatas 95% dari 14,4 juta penduduk dengan diabetes menderita diabetes tipe 2. Beberapa berkembang menjadi diabetes tipe 1 di usia lebih lanjut. Setiap pasien diabetes berpeluang hidup sehat, meraih kehidupan berkualitas dan produktif, tetapi ada yang perlu diketahui, dipelajari dan dibusayakan. Tidak hanya oleh pasien tetapi juga keluarganya. Selain itu perlu diperhatikan peran pelayanan primer, yaitu para dokter primer dan seluruh anggota tim harus mampu memberikan pelayanan berkualitas dan terintegrasi yang mengutamakan pasien. Patient-centredness.

Diabetes tipe 1 umumnya dijumpai usia lebih muda. Menurut WHO kasus baru diabetes tipe 1 sangat bervariasi dari 0,6 per 100.000 di Korea dan Meksiko sampai 35,3 per 100.000 di Finlandia. Di Indonesia dengan 83 juta anak, jumlah penderita diabetes pada anak belum dapat diketahui. Hal ini tentu perlu diwaspadai untuk meningkatkan kemampuan mendeteksi dan menanggulangi diabetes tipe 1 di Indonesia (Pulungan).

Berdasar nilai tukar Rp12.000 per dolar AS, penelitian di Brazil biaya langsung pengobatan diabetes tipe 1 per orang per tahun untuk obat insulin sebesar Rp4.125.360 dan untuk obat oral sebesar Rp331.200, total Rp15.829.800 per orang per tahun (WHO: Cobas dkk). Di AS biaya diabetes tipe 1 untuk wanita sebesar Rp99,97 juta dan pria sebesar Rp89,50 juta per orang per tahun (diabetes.org).

Setelah 93 tahun sejak insulin ditemukan, mengapa tidak pernah tersedia insulin versi generik yang lebih murah? Hal ini tampaknya tidak terlepas dari kemajuan ilmu pengetahuan. Sejak insulin ditemukan, telah dilakuan penelitian dan upaya perbaikan. Kemudian seorang Herbert W. Boyer, peneliti dan pengusaha di bidang bioteknologi berhasil membuat insulin sintetis di tahun 1978. Selanjutnya persaingan untuk mencapai kemajuan makin gencar.

Untuk diabetes tipe 2, metformin merupakan obat pilihan pertama (first-line drug of choice). Metformin yang ditemukan tahun 1920 baru dilakukan uji klinik di Perancis pada 1957, baru kemudian diperkenalkan di Inggris pada 1958, di Kanada pada 1972, dan di AS pada 1995. Berarti, metformin telah teruji selama 68 tahun.

Di AS dalam setahun ditulis 48 juta resep obat metformin dalam formula generik, sesuai rekomendasi Asosiasi Diabetes Amerika. Di Daftar Obat Esensial Model WHO di AS hanya tercantum 2 jenis obat anti diabetes oral, yaitu metformin dan glibenclamide. Tahun 2013, glibenclamide dalam daftar diganti dangan gliclazide karena berisiko untuk usia diatas 60 tahun. Daftar terbaru, Mei 2015 belum berubah.

Di Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) 2013, tercantum 3 jenis obat anti diabetes oral yaitu: 1) glibenclamide; 2) glipizide; dan 3) metformin. Di Formularium Nasional (FORNAS) 2013-2014 (KMK No.328/Menkes/SK/VIII/2013 yang telah diubah dengan KMK No.159/Menkes/SK/V/2014), tercantum 8 jenis obat anti diabetes oral yaitu: 1) acarbose; 2) glibenclamide; 3) gliclazide; 4) gliquidone; 5) glimepiride; 6) glipizide; 7) metformin; dan 8) pioglitazone.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline