Lihat ke Halaman Asli

Kelompok KKN-UMD 255 UNEJ Melakukan Sosialisasi DAGUSIBU ke Masyarakat Desa Pasirian Melalui Kader Gerbang Mas

Diperbarui: 10 Agustus 2024   19:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi DAGUSIBU oleh Kelompok KKN 255 UNEJ Kepada Kader Gerbang Mas (Dok. Pribadi)

              

             Pada Rabu (7/8/2024) Mahasiswa Kelompok 255 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember melakukan Sosialisasi (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang) DAGUSIBU. Program tersebut berisi sosialisasi bagaimana cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat yang benar. Sosialisasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang dasar-dasar pengelolaan obat.

            Sosialisasi tersebut dilaksanakan di tengah-tengah acara Rutinan Kader Gerbang Mas Desa Pasirian yang dihadiri oleh Kader Gerbang Mas se-Desa Pasirian yang terletak di Balai Dusun Ledok, Pasirian.. Selain itu, sosialisasi tersebut juga dihadiri oleh Bidan Puskesmas Pasirian yang turut mendampingi Mahasiswa KKN dalam penyampaian materinya.

            Para peserta mengikuti program sosialisasi tersebut dengan sangat antusias walaupun beberapa diantara mereka telah mendapatkan materi tersebut. "Pernah dulu, karena dulu saya selaku Kader itu juga pernah ada penyuluhan seperti begitu di Dinkes," ungkap Ifah selaku Ketua Paguyuban Gerbang Mas Desa Pasirian"

            Walaupun telah dilakukan sosialisasi tentang DAGUSIBU sebelumnya, namun hanya sedikit yang mengimplementasikan materi dari sosialisasi tersebut. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta yang masih kebinggungan dalam hal penyimpanan, penggunaan, dan pembuangan obat dalam kehidupan sehari-hari. Banyak fakor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat mengenai pentingnya DAGUSIBU, faktor utama yang mempengaruhi adalah kesibukan masyarakat sekitar yang terkadang menuntut warga untuk tidak memiliki kesadaran terhadap DAGUSIBU.

            "Terkadang kan saya sibuk, seperti yang tadi antibiotik itu yang katanya harus dihabiskan itu saya tidak habiskan untuk anak-anak saya. Kalau sudah sembuh ya sudah begitu saja, kalau yang lain ya sama sudah," ungkap Ifah.

            Padahal, penerapan DAGUSIBU yang kurang tepat akan berdampak buruk bagi pengguna obat tersebut. Chia, selaku pemateri salah satu pemateri dalam sosialisasi tersebut mengungkapkan bahwa DAGUSIBU dapat mengurangi kesalahpahaman dalam pengolahan obat.

            "Banyaknya jenis obat yang tersedia di pasaran serta minimnya informasi yang akurat di masyarakat dapat menyebabkan kesalahan dalam penggunaan obat. Oleh karena itu, kami melakukan sosialisasi DAGUSIBU untuk mengurangi risiko kesalahan dalam mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat," ungkap Chia.

            Dengan adanya sosialisasi ini, para pengguna obat diharapkan dapat lebih memahami cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat. Selain itu, akan lebih banyak pengguna obat yang menerapkan DAGUSIBU dengan baik dan benar.

            Sosialisasi ini juga mendapat apresiasi dari Norma selaku Perawat Puskesmas Pasirian yang hadir. "Untuk penjelasannya sangat bagus, sudah menjelaskan dengan baik, pematerinya juga sudah mendalami materi tersebut," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline