Lihat ke Halaman Asli

Kris Banarto

TERVERIFIKASI

Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Kasih Itu Butuh Pengorbanan

Diperbarui: 17 Juni 2022   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Romance photo created by freepik - www.freepik.com

Waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi, waktu adalah keabadian. -- Henry Van Dike, Penulis dan guru sekolah dari Amerika Serikat 1852-1933.

Alkisah ada pemuda tampan namanya Frans, namun sayang  ia menjadi pribadi yang rendah diri, pemurung, dan merasa tidak memiliki masa depan. Kecelakan yang menimpanya mengakibatkan kedua matanya buta.

Tanpa diduga dalam suatu kesempatan Frans bertemu dengan gadis cantik bernama Amanda. Tidak seperti gadis pada umumnya wanita berkulit putih ini menaruh perhatian yang besar pada Frans. Sehingga Frans menjadi bersemangat mengisi hidupnya.

Rupa-rupanya pertemuan singkat itu membuat mereka saling jatuh cinta. "Jika saja aku dapat melihat maka aku akan melamar kamu menjadi pendampingku," ujar Frans bergairah. Amanda hanya terdiam sambil memegang erat bahu Frans.

Pada suatu hari ada seorang dermawan yang bersedia mendonorkan kedua matanya pada Frans. Mereka akhirnya sepakat ke rumah sakit untuk dilakukan operasi mata, pengambilan mata dari pendonor dan pencangkokkan pada Frans.

Singkat cerita operasi berjalan lancar. Pasca operasi, mata Frans masih ditutup dengan kain khusus. Tibalah saatnya kain penutup mata Frans dibuka untuk pertama kalinya. Dan disitu telah menunggu dokter dan Amanda dengan berdebar-debar apakah operasinya berhasil?

Ketika kain penutup mata dibuka Frans merasa bahagia karena dapat melihat kembali. "Terima kasih dokter, aku sekarang bisa melihat kembali," ucap Frans sembari tersenyum. Namun, Frans terkejut ketika melihat Amanda yang dicintainya ternyata gadis yang buta. Sejenak keduanya saling menatap, namun mulutnya terkunci.

"Bagaimana rasanya bisa melihat lagi Frans," tanya Amanda memberanikan diri. "Saya merasa senang Amanda, tapi juga sedih," jawab Frans singkat. "Senang karena kamu sudah bisa melihat, sedih karena kamu melihat aku buta kan?" tanya Amanda mencoba menebak pikiran Frans.

Pertemuan yang ditunggu-tunggu itupun berlalu begitu saja!

Selang beberapa hari mereka bertemu dan Amanda bertanya kembali pada Frans. "Frans, aku mau ketegasan jawaban kamu, maukah kamu melamar aku?" tanya Amanda penuh harap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline