Lihat ke Halaman Asli

Kris Banarto

TERVERIFIKASI

Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Motivasi Bekerja, Menukar Keringat dengan Upah?

Diperbarui: 31 Maret 2022   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi motivasi bekerja (Sumber: Marketing team photo created by tirachardz - www.freepik.com)

"Ia yang mengerjakan lebih dari apa yang dibayar pada suatu saat akan dibayar lebih dari apa yang ia kerjakan." - Napoleon Hill, penulis Amerika Serikat beraliran pemikiran baru yang menjadi salah satu produser genre sastra kesuksesan pribadi modern pertama.

Apakah motivasi kalian dalam bekerja? Jika pertanyaan ini digulirkan maka akan terdapat beberapa jawaban yang berbeda. Mungkin kamu akan menjawab bekerja untuk mencari uang, sementara yang baru lulus mungkin akan menjawab untuk mencari pengalaman.

Motivasi diterjemahkan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Secara ringkas motivasi bekerja dimaknai sebagai suatu dorongan untuk mencapai tujuan.

Motivasi bekerja bukan menyoal benar atau salah, namun dengan memiliki motivasi bekerja dengan benar maka akan mengubah cara berpikir dan diharapkan dapat mencapai kebahagiaan dalam bekerja.

Survei yang dilakukan oleh JobStreet.com Indonesia mengenai kebahagiaan dalam bekerja kepada responden berusia 22-26 tahun yang merupakan generasi "Y" dan telah berpengalan bekerja selama rentang 1 tahun hingga 4 tahun, menemukan 33,4 persen responden tidak merasakan bahagia.

Survei dilakukan selama dua bulan antara Juni-Juli 2016 kepada 27 ribu responden. Ada pun penyebab dari ketidakbahagiaan adalah keterbatasan mengembangkan karier, jumlah insentif yang kurang, dan gaya manajemen yang kaku.

Temuan lain adalah sebanyak 6 ribu responden merasa pekerjaan yang dilakukan tidak memiliki variasi yang dapat memperkaya pengalaman dalam bekerja. Sebenarnya ada harapan dari mereka untuk berpindah ke pekerjaan yang berbeda, namun tidak terwujud karena kurangnya perhatian dari manajemen.

Kemudian ada 6.200 responden merasakan bonus yang diberikan tidak sepadan dengan prestasi mereka. Berkaitan dengan gaya kepemimpinan, sebanyak 5.500 responden mengaku atasan tidak memberikan delegasi dan kepercayaan pekerjaan kepada mereka.

Hasil survei di atas merupakan respons dari pihak karyawan, namun jika survei ditanyakan kepada perusahaan bisa jadi mereka juga tidak puas dengan kinerja para karyawan khususnya generasi "Y".

Apabila ketidakpuasan datangnya dari karyawan dan pelaku bisnis, maka kinerja organisasi tidak akan sesuai dengan harapan. Lalu dari pihak mana yang berubah terlebih dahulu? Dari karyawan atau manajemen?

Sementara tidak ada perusahaan yang sempurna, masing-masing perusahaan pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Sebenarnya jika organisasi menginginkan karyawan yang dapat mendukung program-pogaram organisasi maka perusahaan dapat merekrut karyawan dengan kriteria tertentu.

Miliki motivasi bekerja dengan benar (Sumber: Man holding photo created by zinkevych - www.freepik.com)

Sedangkan karyawan memiliki pilihan terbatas pada perusahaan yang diinginkan. Sebagai solusi dari sisi karyawan sebaiknya memiliki motivasi bekerja dengan benar. Lantas apa yang perlu dilakukan? Berikut ini saya merangkum sidikitnya ada 3 motivasi dalam bekerja.

Pertama, Bekerja karena uang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline