Business Model Canvas atau disingkat BMC adalah sebuah alat yang terdiri dari 9 elemen dalam satu halaman untuk membuat perencanaan bisnis. Model ini dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2010).
Menurut data dari Kementerian Perindustrian jumlah wirausaha di Indonesia saat ini sekitar 3% dari total populasi. Angka itu jauh dibandingkan negara lain di kawasan Asia.
Berdasarkan data Global Enterpreneurship Index tahun 2018 mengenai wirausaha, Indonesia menempati peringkat 94. Di bawah Vietnam (87), Filipina (76), Thailand (71), Malaysia (58), Brunei Darussalam (53) dan Singapura (27).
Wirausaha memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Peran itu antara lain: menciptakan lapangan kerja, meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto), meningkatkan taraf hidup dan mengurangi kemiskinan.
Kementerian Perindustrian menargetkan pada tahun 2030, Indonesia memiliki jumlah wirausaha sebesar 4%, sebuah angka yang realistis, namun harus dibarengi dengan kerja keras dari segenap elemen bangsa.
Pentingnya mencetak wirausaha baru telah disadari oleh beberapa perguruan tinggi dengan memasukkan mata kuliah entrepreneurship ke dalam kurikulum dan atau kegiatan kampus. Lulusan baru perguruan tinggi tidak harus sebagai pegawai, tetapi didorong menjadi wirausaha.
Salah satu kendala yang dihadapi para wirausaha rintisan atau start-up adalah keberanian untuk memulai bisnis. Terkadang jiwa pegawai masih melekat dalam dirinya.
Selain itu belum ada gambaran jelas langkah-langkah apa saja yang harus di lakukan. Apakah menentukan produk atau jasa terlebih dahulu, membuat sistem atau mencari tempat usaha?
Pengertian Business Model Canvas (BMC)
BMC merupakan strategi manajemen berupa pendekatan yang terdiri dari 9 elemen, yang digunakan dalam proses perencanaan sebelum bisnis.
Model perencanaan bisnis ini diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur tahun 2010. BMC akan membantu kegiatan bisnis ke dalam kerangka sederhana berisi elemen-elemen yang mewakili proses bisnis.