"Pada akhirnya, hanya 3 hal yang berarti: seberapa banyak kau mencintai, seberapa lembut kau menjalani hidup, dan seberapa ikhlas kau melepaskan sesuatu yang tidak dimaksudkan untukmu." Buddha
Manusia terlahir di bumi tidak membawa apa-apa, demikian juga ketika menghadap Sang Khalik. Harta, jabatan dan gelar ditanggalkan dan hanya roh yang kembali pada-Nya.
Dunia dengan pesonanya telah mengelabuhi hasrat manusia untuk mengejar apa yang ada di dunia. Ia menawarkan kebahagiaan namun semu.
Kenikmatan-kenikmatan dunia yang dapat dirasakan akan berujung. Ketika manusia beranjak senja dan mulai terbaring dalam sakit, tidak ada yang dapat dibanggakan lagi, selain kebaikan yang telah diperbuat.
Buddha mengajar mengenai 3 hal yang menjadi berarti dalam kehidupan:
1. Cinta (seberapa banyak kau mencintai)
Janganlah mencintai sesuatu yang salah, yang hanya bertahan selama hidup di dunia. Namun cintailah pada sesuatu yang membawa kehidupan.
"Cinta itu perang, yakni perang yang hebat dalam rohani manusia. Jika ia menang, akan didapati orang yang tulus ikhlas, luas pikiran, sabar dan tenang hati. Jika ia kalah, akan didapati orang yang putus asa, sesat, lemah hati, kecil perasaan dan bahkan kadang-kadang hilang kepercayaan pada diri sendiri." Buya Hamka
Untuk mendapatkan cinta yang benar dibutuhkan pemahaman akan hakikat kehidupan. Cinta membutuhkan perjuangan bahkan peperangan batin untuk mengalahkan kemunafikan, egoisme, tinggi hati dan yang serupa dengan itu.
Janganlah kau menuntut untuk dicintai sebelum kau mencintai terlebih dahulu. Kau tidak akan dicintai Sang Khalik manakala kau masih membenci pada sesama.