Lihat ke Halaman Asli

Kris Banarto

TERVERIFIKASI

Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Tahu Enggak sih, Giring Nyapres untuk Membuka Jalan Gibran?

Diperbarui: 1 September 2020   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber YouTube.com/Berita Terkini

Pencalonan putra dari Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka sebagai walikota Solo telah menimbulkan polemik pro dan kontra.

Menjadi berita utama karena tidak dapat di pungkiri dia anak seorang presiden yang berkuasa. Adalah Jokowi yang memberikan pernyataan bahwa anak-anaknya tidak tertarik dunia politik dan lebih memilih sebagai pedagang martabak dan pisang goreng.

Itulah yang ditekuni dua anak laki-laki dari seorang mantan pengusaha mebel, Gibran berbisnis martabak bermerek "Markobar" dan adiknya Kaesang Pangarep jualan pisang goreng "Sang Pisang".

Gegara survei elektabilitas yang dilakukan Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta, yang menempatkan pria jebolan University of Technology Sydney (UTS Insearch) Australia, berada di peringkat kedua, setelah wakil walikota Solo Achmad Purnomo.

Yang membuat Gibran tergoda jabatan dan banting setir dari pedagang menjadi politikus, sebuah keputusan yang cukup mengagetkan. Dan sang ayah memberikan kebebasan untuk menentukan pilihan, kalau tidak mau dibilang mendukung, ehem.

Lantas menjadi heboh karena semula Achmad Purnomo (71) sudah mendapatkan rekomendasi dari DPC (Dewan Pimpinan Cabang) PDIP  Solo untuk maju dalam Pilkada Solo tahun 2020, berpasangan dengan Ketua DPRD Solo, Teguh Prakosa.

Namun Gibran tidak habis akal, dia memberanikan diri ke Jakarta, menghadap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, kira-kira ide siapakah ini?

Dan pada 17 Juli 2020 rekomendasi dari DPD (Dewan Pimpinan Daerah) PDIP Jateng, menetapkan Gibran-Teguh, menjadi pasangan resmi yang diusung banteng moncong putih, sekaligus menganulir pencalonan Purnomo-Teguh, waduh kasihan.

Apakah tidak ada pilihan lain misalnya mengusung Purnomo-Gibran, perpaduan generasi baby boomer dan milenial, sembari Gibran ngangsu kawruh, menimba ilmu dari Purnomo.

Menahan syahwat politik dan memulai karir sebagai wakil walikota akan lebih elok, tanpa melukai senior. Hal ini akan sedikit menepis aji mumpung seperti yang di tuduhkan para lawan politik.

"Kalau tidak bersedia kecewa, janganlah terjun ke dunia politik" itulah yang dipesankan Walikota Solo FX. Hadi Rudyatmo (60) pada rekannya Achmad Purnomo.

Karena dalam politik tidak ada persahabatan abadi yang ada adalah kepentingan abadi. Agendanya adalah mempertanyakan apa, kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana caranya dapat meraih kekuasaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline