"Aku belum tahu, mungkin kurang satu bulan baru aku pikir" ucap Tri Rismaharini Walikota Surabaya dua periode yang akan mengakhiri jabatannya tahun depan.
Hal itu disampaikan dalam peringatan hari jadi Kota Surabaya ke-727 pada 31 Mei 2020, sekaligus sebagai ajang berpamitan kepada wartawan dan warganya.
Wanita kelahiran 1961 (58 tahun) itu belum memikirkan rencana setelah tidak lagi menjabat, dan saat ini fokus memikirkan penanganan Covid-19.
"Sebuah kota dapat maju kalau ada desain dan tata kelola yang dilakukan jajaran-nya" Ujar Risma. (Tribunnewsmaker.com, 28 Agustus 2020)
Risma adalah wanita pertama sebagai walikota berpenduduk tiga juta jiwa lebih itu dan menjabat selama dua periode sejak tahun 2010.
Sebelum menjadi walikota, Risma adalah pegawai Pemkot Surabaya dengan pengalaman jabatan sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan Kepala Badan Perencanaan Kota.
Tak dapat dielakkan wanita jebolan S2 Manajemen Pembangunan Kota ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) ini piawai dalam merencanakan kota, dan mengatur taman-taman kota menjadi hijau dan segar.
Kota Surabaya mendapatkan delapan kali Adipura tahun 2011 sampai 2018, kota terbaik partisipasi-nya se-Asia Pasifik tahun 2012, dan masih banyak penghargaan lainnya.
Sempat Di gadang-gadang Jadi Gubernur
Keberhasilan memimpin kota terbesar kedua di Indonesia itu menyebabkan ia di gadang-gadang layak menjabat gubernur.
Menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017, Risma mulai disebut-sebut sebagai Cagub berhadapan dengan Basuki Tjahaja Purnama.
Namun permintaan dari PDIP itu ditolak oleh Risma sesuai dengan keyakinan yang dianut-nya bahwa jabatan itu amanah dari Tuhan dan jabatan tidak dapat diminta.
"Saya kan enggak bisa mainin warga Surabaya, kemudian seenaknya saya melompat-lompat gitu, kan". (Tempo.co, 11 Maret 2016).