Lihat ke Halaman Asli

Kris Banarto

TERVERIFIKASI

Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Purnomo-Gibran, Duet Akomodatif di Pilkada Solo

Diperbarui: 14 Agustus 2020   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Purnomo-Gibran sumber Fajar.co.id

Pemberitaan politik akhir-akhir ini diramaikan oleh pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Walikota Solo. Menjadi gegap gempita karena ia masih muda dan anak seorang presiden, penguasa nomor wahid di negeri ini.

Dan apabila menoleh ke belakang presiden Joko Widodo pernah berujar bahwa anak-anaknya tidak tertarik terjun ke dunia politik. Kedua anak laki-lakinya Gibran dan Kaesang tengah asyik dengan bisnisnya jualan martabak dan pisang goreng.

Gegara hasil survei elektabilitas calon Wali Kota Solo yang diadakan Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta dan dipublikasikan pada 25 Juli 2019 yang menempatkan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo dan Gibran bersaing ketat di posisi teratas. Membuat Gibran tersentuh syahwat politiknya dan berencana meninggalkan bisnisnya dan turut meramaikan gelaran Pilkada Solo tahun 2020 ini.

Sebelumnya 18 September 2019 Gibran bertemu dengan Ketua DPC (Dewan Pimpinan Cabang)- PDIP notabene Walikota Solo FX. Hadi Rudyatmo, namun internal partai sudah terlanjur menetapkan Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa sebagai calon yang diusung DPC-PDIP.

Kala itu Rudy panggilan FX. Hadi Rudyatmo menyarankan Gibran untuk aktif di partai terlebih dahulu sambil mencari pengalaman, sebelum mencalonkan diri menjadi pemimpin AD-1.

Namun dengan memanfaatkan tiket istimewa sebagai anak presiden, Gibran memberanikan diri mengadu nasib ke Jakarta untuk bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Maka setelah proses panjang keluarlah rekomendasi dari DPP (Dewan Pimpinan Pusat)-PDIP yang memutuskan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa sebagai calon resmi Pilkada Solo (17/07/2020), sekaligus menganulir pencalonan Acmad Purnomo.

Joko Widodo sempat cawe-cawe dengan memanggil Acmad Purnomo ke istana, konon ia ditawari jabatan baru sebagai penebus lara, tetapi Purnomo menolak, dan hanya meminta untuk dibantu membangun Masjid di Solo.

Berlindung Pada Prosedur

Sebenarnya pasangan Acmad Purnomo dan Teguh Prakosa, cukup layak menjadi pemimpin Kota Solo dengan julukan Spirit of Java itu, mengingat sarat dengan pengalaman.

Purnomo sebagai wakil wali kota dua periode dan Teguh anggota DPRD selama tiga periode dan terakhir menjabat ketua DPRD Solo. Sayang pengalaman, popularitas dan kemampuan yang ada tidak cukup kuat untuk membuka mata hati sang pemilik partai banteng moncong putih tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline