Lihat ke Halaman Asli

Kris Banarto

TERVERIFIKASI

Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Antara Teman dan Utang

Diperbarui: 18 Januari 2021   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image oleh Karolina Grabowska dari Pexels

Saya punya pengalaman unik mengenai utang, pada waktu itu ada usaha kecil-kecilan sama teman dan saya terlibat utang untuk modal usaha. Beberapa berselang istri dari teman saya menagih utang tersebut, karena ada kesulitan keuangan maka saya cicil dan akhirnya sudah lunas.

Istri teman saya tersebut berpesan jangan kasih tahu suaminya, saya berkesimpulan mungkin uang itu punya istrinya maka dia berkata seperti itu. Beberapa bulan kemudian suaminya menagih utang saya yang sudah lunas tersebut, karena saya menghargai pesan istrinya, maka saya katakan nanti kalau sudah ada dana akan saya kembalikan.

Saya berpikir tidak apa-apalah saya harus bayar dua kali kalau memang dananya ada. Begitu dananya tersedia saya bermaksud mengembalikan utang tersebut, tetapi telah kehilangan kontak dan saya tidak berhasil menemuinya, ya mungkin belum rezekinya.

Dalam kehidupan kita ada kalanya dihadapkan untuk terpaksa berutang, sebenarnya sah-sah saja selama kita punya komitmen untuk melunasinya. Baik dalam segi jumlah dan ketepatan waktu dalam hal membayarnya.

Saya sendiri menggunakan satu kartu kredit untuk memudahkan transaksi dan biasanya saya bayarkan pada bulan berikutnya, kecuali pembelian yang nilainya besar biasanya saya angsur sebanyak tiga bulan.

Sesuai dengan pengalaman dalam berumah tangga beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan dalam berutang :

1. Sedapat mungkin utang yang kita lakukan jangan melebihi dari sepertiga penghasilan yang diterima setiap bulannya. Hal ini penting agar tidak terlalu memberatkan dalam melunasinya.

2. Apabila mengajukan pinjaman dengan pihak bank sedapat mungkin bukan agunan konsumtif seperti kendaraan atau barang elektronika karena nilainya akan turun. Tetapi kalau agunannya adalah barang produktif seperti tanah atau properti maka begitu cicilan lunas maka harga agunan akan naik.

3. Prioritaskan untuk melunasi pinjaman pada waktu menerima penghasilan, baru sisanya dipergunakan untuk keperluan lain. Agar kita tidak tergoda untuk menggunakan uang dan menjaga nama baik dengan bank pemberi kredit.

4. Apabila ada teman atau saudara yang ingin meminjam uang, sebaiknya kita tolak secara halus dan berikan pinjaman yang tidak begitu besar. Sehingga apabila tidak sanggup membayar maka kita ikhlaskan saja. Karena tidak sedikit terjadi persahabatan terganggu gara-gara pinjam-meminjam.

5. Menyisihkan uang menjadi sesuatu yang perlu karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Kalau kita mempunyai persediaan dana yang cukup maka akan menghindarkan kita untuk berutang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline