Lihat ke Halaman Asli

Kris Banarto

TERVERIFIKASI

Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Konsep Michael Porter, Apakah Efektif Menangkal Krisis?

Diperbarui: 16 Januari 2021   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi krisis (Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels)

Kalau kita mau flashback maka krisis tahun 2020 ini, juga di alami sekitar sepuluh tahun yang lalu tepatnya 2008/2009, sebagai akibat kebangkrutan Lehman Brothers - perusahaan bank investasi terbesar keempat di AS karena kredit macet yang memicu krisis ekonomi global, walaupun tidak sedahsyat krisis sekarang ini, tetapi membuat dunia usaha mengalami goncangan.

Tahun 1997/1998 Indonesia juga mengalami krisis sebagai akibat demonstrasi dengan menggunakan people power yang dimotori oleh mahasiswa yang tidak puas dengan rezim Orde Baru, sehingga terjadi kerusuhan di mana-mana, ekonomi lumpuh, banyak perusahaan gulung tikar. 

Lalu kira-kira bagaimana strateginya agar bisnis tahan banting di tengah hantaman krisis?

Konsep Five Forces Michael Porter

Konsep Five force (Image by Your Free Template.com)

Konsep Analisis Lima Kekuatan (Five Forces) ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Porter dari Universitas Harvard pada tahun 1979. Michael Porter juga dikenal sebagai Bapak Strategi Bisnis Modern

Analisis Lima Kekuatan Porter atau Porter's Five Forces Analysis ini merupakan salah satu analisis yang sering digunakan dalam manajemen strategi sebuah perusahaan.

Portes's Five Forces Analysis adalah suatu alat yang sederhana namun sangat berguna untuk memahami di mana letak kekuatan perusahaan kita dalam menghadapi situasi persaingan di dunia bisnis.

Dengan menggunakan Analisis Lima Kekuatan ini, kita dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan.

1. Bargaining Power of Buyers
Yaitu fokus pada analisis pembeli, seberapa besar kekuatan pembeli untuk dapat mengancam bisnis, perusahaan harus bisa mengikat pembeli (customer bonding) menjadi customer yang setia pada produk (customer loyalty), dengan cara mengikuti keinginan pembeli. 

Sebagai contoh, Domino's Pizza menawarkan hadiah bagi pelanggan yang menciptakan versi pizza mereka sendiri melalui kampanye Domino's Pizza Mogul. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline