Puisi: Patuh pada Pemilik

Patuh pada Pemilik

***

Uang itu patuh di bawa ke mana saja, mau dekat atau jauh
Hanya mampir sebentar, atau tinggal dalam masa panjang
Disayang-sayang atau dihempaskan, ia tak menolak
Tidak memihak, siapa pun orang yang hendak berteman
Diajak ke tempat gelap atau terang ia tak kuasa protes
Singgah di rumah mewah atau gubuk kumuh ia menurut
Bahkan apabila diperebutkan, ia tidak dapat memilih

***

Digunakan sebagai pelicin, ia hanya terdiam
Berada di remang-remang, ia cuma tersenyum sinis
Tak berteriak andai diselipkan di bawah meja
Tak riang apabila disematkan pada dada tante girang
Ia pilu manakala disembah bak seorang raja
Menjadi gelisah kalau digunakan maksiat
Ia prihatin melihat manusia mengejarnya membabi buta

***

Tetapi ia berbahagia ketika dipakai untuk sedekah
Ia suka sekali berdiam di tempat-tempat ibadah
Bangga kalau harus berada di panggung bersama pribadi pilihan
Kalau boleh memilih ia senang menetap pada insan bersahaja
Menjadi sangat terhormat apabila diperlakukan dengan bijaksana
Ia bermimpi dalam brankas lemari, menikmati tidur
Beristirahat dari hiruk pikuk dunia

***

Tepi Ibu Kota, 16/07/2020
KB