Lihat ke Halaman Asli

Kris Banarto

TERVERIFIKASI

Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Puisi: Taklukkan Dunia

Diperbarui: 29 Juni 2020   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image Pixabay.com

Taklukkan Dunia
***
Kurun berguru dibalik dinding, papan putih menjadi saksi sejarah
Menyingkap telinga, mulut, mata dan nalar adalah belahan pergulatan
Mengeja aksara demi aksara, merangkai  angka dengan angka dan bercakap-cakap

Andai semua telah purna, tak diam sampai disitu, tantangan berkarya telah menyambut
Melayangkan kertas bertuliskan tinta, tak terbilang jumlahnya
Begitu berjaya perkara-pun tampak, karena perolehan tak sepadan

Andai-pun berlebih, jadi lupa diri
Tidak benar menerjemahkan kehidupan, abai akan kekekalan
Tergelincir dalam persahabatan biadab, pesta pora dan kemewahan

Berpijak tanpa kepercayaan diri, mengakhiri kesendirian menjadi pilihan
Tidak sedikit terhenti di jalan karena idealisme
Buah cinta menjadi korban yang kelak menjadi insan rapuh

Waktu terus bergulir, keadaan memaksa bersikap
Sementara pondasi tak siap diterjang badai
Entah butuh berapa generasi untuk mengakhiri nasib buruk

Hidup bersahaja dan penuh ucapan syukur menjadi penting
Menambah wawasan dan hikmat dari-Nya membuat kokoh
Hati yang lembut mampu menaklukkan keras-nya dunia

***

Depok, 29 Juni 2020 - KB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline