Tulisan ini merupakan curhat saya sehubungan kebakaran hutan gambut besar-besaran di Sumatera dan Kalimantan, Indonesia, yang telah memakan korban jiwa dan mengakibatkan penderitaan berkepanjangan bagi teman dan saudaraku yang tinggal di sana…
Saya seorang ibu, guru, anggota masyarakat, dan seperti halnya ibu-ibu yang lain, saya sangat peduli pada rumah dan lingkungan saya. Saya membersihkan rumah saya, memastikan taman rumah asri dan bersih, pohon-pohon sekitar terawat, bahwa got di sekitar rumah tidak mampet. Saya, seperti halnya orang tua lain di mana pun, menginginkan dan mengusahakan agar putra putri saya tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat.
Namun saya minta maaf pada generasi anak-anak saya dan anak-anak yang masih balita saat ini, karena sekelompok orang dari generasi saya telah khilaf, loba, malas, sehingga rela menghancurkan rumahnya sendiri tanpa memikirkan kelangsungan hidup kalian.
Loba karena sebagian generasi kami telah menempatkan uang dan harta di atas segalanya.
Malas karena sebagian generasi kami enggan melihat peluang dan cara melakukan praktek-praktek ramah lingkungan yang sebenarnya berlimpah
Kelobaan dan kemalasan ini telah menghancurkan lingkungan yang seharusnya kami lestarikan untuk kehidupan generasi kalian, dan generasi setelah kalian.
Sebagaimana halnya guru-guru biologi lainnya, kami telah mengajarkan siswa-siswa bahwa KEBUTUHAN DASAR UNTUK HIDUP IALAH OKSIGEN, AIR BERSIH, DAN MAKANAN YANG SEHAT (i.e. BUKAN rumah dan mobil mewah, BUKAN kekuasaan dan gengsi).
Kami mengajarkan bahwa oksigen diproduksi oleh tumbuhan hijau yang secara cerdas dan efisien mengubah karbon dioksida menjadi menjadi gula yang bisa kita gunakan sebagai energi, dan menghasilkan oksigen untuk setiap hembusan nafas kita. Tumbuhan hijau mampu melakukan ini semua dengan bantuan cahaya matahari, energi gratis dari Maha Pencipta segenap alam semesta, untuk kita; bahwa 90% lebih tubuh kita, seperti halnya makhluk hidup lain ciptaan Maha Pencipta, merupakan air. Makhluk hidup mampu bertahan hidup tanpa makan selama 2 minggu, namun hanya bisa bertahan 3 hari tanpa air.
Saya minta maaf bahwa berbagai flora dan fauna indah yang ada dan hidup pada saat saya kanak-kanak, sudah punah, sehingga kalian hanya bisa melihat gambar-gambarnya di poster, buku-buku pelajaran dan museum.
Maafkan kami karena hutan tropis dan fitoplankton di laut yang menghasilkan oksigen, KEBUTUHAN DASAR kalian untuk bernafas dan hidup dengan sehat, secara bertahap dihancurkan dan terpolusi, demi pertumbuhan ekonomi.