Lihat ke Halaman Asli

Krisanti_Kazan

Learning facilitator in SMA Sugar Group

Dianggap Sombong? Mengungkap Rasa Insecure di Balik Wajah Percaya Diri

Diperbarui: 11 Agustus 2024   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: freepik

Bayangkan situasi di mana seseorang yang jarang berbicara dan cenderung menjauh dari keramaian langsung dicap sebagai pribadi sombong. Padahal, di balik sikapnya yang terlihat tak acuh, tersembunyi rasa tidak percaya diri yang mendalam. Fenomena ini bukanlah hal yang asing dalam interaksi sosial kita.

Seperti yang dikatakan oleh psikolog Albert Ellis, "Insecurity is the source of human weakness." Ketidakamanan atau insecure sering kali menjadi penyebab utama mengapa seseorang memilih untuk menutup diri, bukan karena mereka merasa superior, tetapi justru karena mereka merasa tidak cukup baik untuk berinteraksi dengan orang lain.

Sering kali, kita terlalu cepat menilai seseorang dari penampilan luar atau perilaku sekilas. Sikap yang terlihat dingin atau menjauh dari percakapan kerap kali dicap sebagai kesombongan. Namun, seiring waktu, kita menyadari bahwa tidak semua yang terlihat arogan benar-benar merasa lebih tinggi dari orang lain. Ada yang bersembunyi di balik topeng percaya diri, padahal yang sebenarnya mereka rasakan adalah kecemasan dan ketidakpastian.

Menurut Bren Brown, seorang peneliti terkenal di bidang kerentanan, "Vulnerability is not winning or losing; it's having the courage to show up and be seen when we have no control over the outcome." Rasa insecure sering kali memaksa seseorang untuk bersembunyi di balik sikap yang disalahartikan sebagai sombong .

Mengapa Rasa Insecure Bisa Terlihat Seperti Kesombongan

Rasa insecure sering kali menuntun seseorang untuk menarik diri dari interaksi sosial sebagai bentuk perlindungan diri. Perilaku seperti diam, menghindari kontak mata, atau menjaga jarak dari orang lain sering kali disalahartikan sebagai sikap sombong. Bagi orang yang merasa insecure, tindakan ini bukanlah karena mereka merasa lebih baik dari orang lain, melainkan karena ketakutan akan penilaian atau penolakan. 

Mereka cenderung berpikir bahwa lebih aman untuk menjauh daripada menghadapi situasi yang bisa memperkuat rasa ketidaknyamanan mereka. Ketidakmampuan untuk mengekspresikan diri dengan bebas sering kali membuat orang lain keliru menilai mereka sebagai pribadi yang arogan atau tidak peduli.

Dalam kehidupan sehari-hari, kesalahpahaman ini terjadi di berbagai situasi, baik di lingkungan kerja, sekolah, maupun dalam pergaulan sosial. Misalnya, seorang karyawan baru yang merasa tidak yakin dengan kemampuannya mungkin akan tampak menghindari percakapan dengan rekan-rekannya, yang akhirnya membuat mereka dianggap sombong atau tidak ramah. 

Di sekolah, seorang siswa yang pemalu mungkin memilih duduk sendiri di sudut kelas, bukan karena merasa lebih baik dari teman-temannya, tetapi karena rasa takut akan ditolak jika mencoba bergaul. Kesalahpahaman semacam ini bisa menyebabkan jarak emosional antara individu dan lingkungannya, yang pada akhirnya memperburuk rasa insecure yang sudah ada.

Dampak Kesalahpahaman pada Hubungan Sosial

Label "sombong" yang disematkan pada individu yang sebenarnya merasa insecure dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sosial mereka. Ketika seseorang yang merasa tidak percaya diri dianggap sebagai arogan atau tidak peduli, mereka mungkin merasa semakin terasing dan tidak diterima. 

Penilaian negatif ini tidak hanya memperburuk rasa ketidakamanan yang mereka rasakan, tetapi juga dapat menghambat kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang sehat. Merasa dihakimi atau diasingkan sering kali membuat individu tersebut semakin menarik diri, memperburuk siklus ketidakpercayaan diri dan isolasi sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline