"Literasi adalah jembatan dari kesengsaraan menuju harapan. Ini adalah alat untuk kehidupan sehari-hari dalam masyarakat modern." -- Kofi Annan
Kutipan dari mantan Sekjen PBB dan penerima Nobel Perdamaian, Kofi Annan, mengingatkan kita tentang pentingnya literasi dalam kehidupan modern yang sudah tidak dapat diragukan lagi.
Dalam era informasi saat ini, kemampuan untuk membaca, menulis, dan memahami informasi menjadi kunci untuk mengakses pengetahuan dan berpartisipasi dalam masyarakat.
Literasi tidak hanya tentang menguasai alfabet, tetapi juga tentang kemampuan kritis untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyintesis informasi dari berbagai sumber.
Dengan literasi yang kuat, seseorang dapat membuat keputusan yang lebih baik, memecahkan masalah kompleks, dan berkontribusi secara positif dalam berbagai aspek kehidupan.
Oleh karena itu, peran literasi dalam membentuk individu yang berpengetahuan dan berdaya adalah sangat penting, dan upaya untuk meningkatkan literasi harus ditingkatkan di semua tingkatan masyarakat.
Dalam dunia yang semakin terhubung ini, literasi digital menjadi kunci untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya. Ini melibatkan keterampilan untuk memilah informasi yang valid dari yang tidak valid di internet, menafsirkan data yang kompleks, dan memahami implikasi etis dan moral dari penggunaan teknologi.
Selain itu, literasi digital juga mencakup kemampuan untuk berkolaborasi secara online, mengelola identitas digital, dan menggunakan alat-alat digital untuk menciptakan konten yang bermakna dan relevan.
Dengan memahami dan menguasai literasi digital, individu dapat menjadi peserta aktif dalam masyarakat yang semakin terhubung, serta mempersiapkan diri untuk sukses dalam berbagai bidang kehidupan di era digital ini.
Lalu bagaimana pendidikan berperan dalam menghidupkan literasi? Pastinya guru sebagai garda terdepan pendidikan memiliki peran yang strategis.