Lihat ke Halaman Asli

Krisanti_Kazan

Learning facilitator

Jangan Asal Klik! Ajarkan Anak Anda Literasi Digital untuk Menghindari Bahaya Online

Diperbarui: 9 Juli 2024   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shutterstock

Kebetulan saya sangat membatasi penggunaan gawai untuk anak saya sejak usia dini. Mulai memasuki usia 11 tahun, saya mulai memperkenalkan penggunaan gawai dan memberi edukasi terkait bagaimana respon yang boleh dilakukan saat muncul iklan atau link tertentu. Kebutuhan akan gawai karena sudah ada beberapa kegiatan sekolah yang memerlukannya seperti keikutsertaannya dalam kompetisi Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten. Selain itu, dalam berbagai kesempatan, dia memerlukan informasi terkait bidang yang sangat digemarinya yaitu sejarah dunia/Indonesia dan berbagai pengetahuan umum. Oleh karena itu, saya melakukan pendampingan khusus saat anak saya meminjam gawai. Catatan: anak saya memakai gawai orangtua dengan batasan durasi waktu dan pendampingan saat memakainya.

Di era digital seperti sekarang, internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Anak-anak pun tidak luput dari penggunaan teknologi ini. Mereka menggunakan internet untuk belajar, bermain, hingga berkomunikasi dengan teman-teman. Namun, dengan segala kemudahannya, internet juga menyimpan berbagai risiko yang bisa mengintai anak-anak kita. Salah satu risiko yang paling sering diabaikan adalah bahaya dari mengklik iklan sembarangan. Mari kita bahas lebih lanjut tentang pentingnya mengajarkan anak-anak kita literasi digital untuk menghindari bahaya online.

Bahaya di Balik Klik Sembarangan

Mungkin kita berpikir, "Apa sih bahayanya mengklik iklan?" Ternyata, banyak sekali risiko yang mengintai di balik iklan yang tampak tidak berbahaya. Mulai dari malware, phising, hingga konten yang tidak sesuai untuk anak-anak.

Malware dan Virus

Ketika anak-anak mengklik iklan sembarangan, mereka berisiko mengunduh malware atau virus ke dalam perangkat mereka. Malware ini bisa merusak perangkat, mencuri data pribadi, bahkan mengakses informasi sensitif seperti password atau nomor kartu kredit. Contoh kasus yang cukup sering terjadi adalah ketika anak-anak tanpa sengaja mengunduh aplikasi game yang tampak menarik, namun ternyata berisi virus yang bisa merusak perangkat mereka.

Phising

Phising adalah upaya untuk mencuri informasi pribadi dengan menyamar sebagai entitas yang terpercaya. Misalnya, anak-anak mungkin mendapatkan email atau pesan dari seseorang yang mengaku sebagai perusahaan game favorit mereka, yang meminta mereka untuk memasukkan informasi login atau data pribadi lainnya. Jika anak-anak tidak diajarkan untuk berhati-hati, mereka bisa dengan mudah tertipu dan memberikan informasi tersebut.

Konten Tidak Sesuai

Internet adalah lautan informasi yang sangat luas, namun tidak semua informasi di dalamnya sesuai untuk anak-anak. Ada banyak iklan yang mengarahkan ke konten yang tidak sesuai, seperti situs dewasa atau situs dengan konten kekerasan. Anak-anak yang tidak memiliki literasi digital yang baik bisa saja tanpa sengaja mengakses konten-konten ini.

Mengajarkan Literasi Digital kepada Anak

Penting bagi orang tua untuk mengajarkan literasi digital kepada anak-anak mereka. Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi secara bijak dan aman. Berikut adalah beberapa cara untuk mengajarkan literasi digital kepada anak-anak.

1. Jelaskan Bahaya yang Ada

Langkah pertama adalah menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya yang bisa mereka temui di internet. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan berikan contoh nyata agar mereka bisa lebih memahami. Misalnya, jelaskan bahwa mengklik iklan sembarangan bisa seperti membuka pintu untuk orang asing masuk ke dalam rumah.

2. Ajarkan untuk Berpikir Kritis

Anak-anak perlu diajarkan untuk selalu berpikir kritis saat berada di internet. Ajarkan mereka untuk tidak langsung percaya pada semua yang mereka lihat dan baca. Misalnya, jika mereka melihat iklan yang menawarkan sesuatu yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu adalah penipuan.

3. Beri Tahu Cara Mengenali Iklan Berbahaya

Ajarkan anak-anak cara mengenali iklan berbahaya. Misalnya, jika iklan meminta mereka untuk mengunduh sesuatu atau memberikan informasi pribadi, mereka harus berhati-hati. Juga, ajarkan mereka untuk memperhatikan tanda-tanda seperti URL yang aneh atau ejaan yang salah.

4. Gunakan Alat Pengaman

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline