Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan 57 persen ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues. Angka tersebut mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus baby blues yang tertinggi di Asia.
Melahirkan adalah momen yang penuh dengan kebahagiaan dan tantangan, membawa perubahan besar dalam kehidupan seorang ibu baru. Dua kondisi mental yang sering dialami setelah melahirkan adalah baby blues dan postpartum depression.
Menurut berbagai sumber, baby blues adalah kondisi umum yang dialami oleh sekitar 70-80% ibu baru, ditandai dengan perasaan sedih, mudah menangis, dan kecemasan ringan yang biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga dua minggu setelah melahirkan.
Sementara itu, postpartum depression adalah kondisi yang lebih serius dan berkepanjangan, yang dapat mempengaruhi hingga 15% ibu baru, dengan gejala yang lebih berat seperti depresi mendalam, kehilangan minat, dan kelelahan ekstrem.
Memahami perbedaan dan keterkaitan antara baby blues dan postpartum depression sangat penting untuk memastikan bahwa ibu mendapatkan dukungan dan perawatan yang tepat.
Mengapa baby blues bisa berkembang menjadi postpartum depression? Apa saja faktor risiko yang mempengaruhinya, serta langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang dapat diambil untuk mendukung kesehatan mental ibu baru?
Gejala dan Durasi
Melansir dari laman halodoc.com, disebutkan di dalam jurnal ilmiah berjudul How to Cope With Baby Blues: A Case Report dalam Journal of Psychiatry Psychology and Behavioral Research, 50-85 persen ibu mengalami baby blues setelah melahirkan.
Umumnya kondisi ini muncul antara hari ke 1-5 dan dapat mereda dalam 10 hari. Meskipun sebagian besar wanita dapat pulih dengan sendirinya tanpa perawatan profesional, ada beberapa wanita yang mengalami kondisi yang lebih serius.
Ibu yang mengalami baby blues mungkin merasa sedih tanpa alasan jelas, mudah menangis, merasa cemas, dan mengalami perubahan suasana hati yang cepat.
Meskipun gejalanya dapat membuat ibu merasa tidak nyaman, baby blues biasanya tidak mengganggu kemampuan ibu untuk merawat bayinya dan tidak memerlukan perawatan medis khusus.