Dalam konteks Kurikulum Merdeka, strategi coaching dapat menjadi alat yang efektif untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Kurikulum Merdeka memberikan penekanan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana siswa didorong untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka.
Strategi coaching cocok dengan pendekatan ini karena memungkinkan guru untuk berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam mencapai potensi mereka.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan strategi coaching dalam Kurikulum Merdeka.
1. Mendorong Pertanyaan dan Penemuan.
Guru dapat menggunakan pendekatan coaching untuk mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, mengeksplorasi konsep-konsep baru, dan menemukan jawaban mereka sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa merumuskan pertanyaan yang relevan dan menemukan solusi melalui eksplorasi dan diskusi.
2. Memberikan Umpan Balik yang Mendalam.
Sebagai bagian dari strategi coaching, guru dapat memberikan umpan balik yang mendalam kepada siswa tentang kinerja mereka. Umpan balik ini harus bersifat konstruktif dan membantu siswa memahami kekuatan mereka dan area-area yang perlu diperbaiki. Guru juga dapat membantu siswa mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk meningkatkan kinerja mereka.
3. Mengembangkan Keterampilan Metakognitif.
Coaching dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan metakognitif, yaitu kemampuan untuk memahami, mengendalikan, dan mengatur proses belajar mereka sendiri. Guru dapat membimbing siswa dalam merencanakan, memantau, dan mengevaluasi proses pembelajaran mereka, sehingga mereka menjadi pembelajar yang lebih efektif dan mandiri.
4. Mendorong Refleksi dan Pemecahan Masalah.
Melalui pendekatan coaching, guru dapat mendorong siswa untuk merefleksikan pembelajaran mereka dan mengidentifikasi tantangan atau hambatan yang mereka hadapi. Guru dapat membantu siswa mengembangkan strategi pemecahan masalah yang efektif dan menyediakan dukungan tambahan saat diperlukan.