"Besok, dimanapun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda" Nadiem Makarim.
Saya, Guru Penggerak angkatan 5 asal Lampung Tengah adalah lulusan S1 Kimia, Institut Pertanian Bogor yang sudah 24 tahun mengabdi menjadi guru. Sebelum lulus, saya menjalani kuliah tingkat akhir sambil menjadi seorang guru paruh waktu mata pelajaran Kimia di SMU Plus Muthahhari, Jakarta dan setelah lulus lanjut mengajar di SMU Lazuardi, Depok hingga 2008. Pada tahun 2009 saya memutuskan merantau ke Lampung untuk menjadi guru di SMA Sugar Group, Lampung Tengah hingga saat ini.
Baca cerita dibalik alasan menjadi guru: Ternyata, It's Not About The Money
Tujuan awal mengikuti Program Guru Pengerak (PGP) cukup sederhana yaitu ingin belajar menyempurnakan mindset dan beradaptasi dengan Kurikulum Merdeka yang menuntut guru sebagai role model Pembelajar Merdeka. PGP membuat saya semakin memahami filosofi Ki Hajar Dewantara dan merasa lahir kembali menjadi guru yang seutuhnya. Materi disusun secara sistematis di LMS dan CGP diberi kebebasan menentukan hasil pemahamannya dalam bentuk beragam (video/artikel/infografis/rekam suara/dll) dan langsung menerapkan differensiasi pembelajaran. Sangat menarik sekali dari cara belajar hingga materi-materi yang disajikan.
Secara garis besar, ada 3 modul yang dipelajari dan juga kami praktikkan di PGP yaitu:
1.Paradigma dan visi guru penggerak. Pada modul ini ada topik Filosofi Pendidikan Indonesia, Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak, Membangun visi sekolah, dan Membangun budaya positif di sekolah.
2.Praktik pembelajaran yang berpihak pada murid. Pada modul ini ada topik Pembelajaran berdifferensiasi, Pembelajaran emosi dan sosial, Coaching.
3.Pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah. Pada modul ini ada topik Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dan Pengelolaan program yang berdampak pada murid.
Selain mempelajari 3 modul tersebut melalui LMS, kami juga melakukan selebrasi, refleksi, kolaborasi dan aksi dengan cara:
1. Menjadi fasilitator kelompok dan perubahan
2. Penyegaran topik-topik inti di modul 1, 2, dan 3
3. Mengevaluasi proses mentoring bersama mentor
4. Membagikan praktik baik kepemimpinan pembelajaran.
Baca juga: 10 Tips Sukses Wawancara Pendidikan Guru Penggerak
Sejak mengikuti PGP, saya langsung menerapkan apa yang diperoleh dalam pembelajaran tersebut, yaitu dengan memberikan tugas yang sesuai dengan minat dan bakat siswa saya secara berdiferensiasi. Selain itu PGP juga membuat saya memaknai pentingnya memanusiakan hubungan dengan murid dan tidak egois merasa bahwa mata pelajaran yang saya ampu adalah utama dan paling penting.
Kegiatan PGP juga membuat saya lebih percaya diri untuk aktif berbagi praktik baik dalam komunitas pendidikan bersama rekan-rekan guru di sekolah. Kegiatan rutin pengembangan diri dari Komunitas Belajar yang terdiri dari sekelompok guru yang belajar bersama-sama dan berkolaborasi secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut menghasilkan kumpulan tulisan praktik baik yang didokumentasikan dalam Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi".
Baca kisah berbagi praktik baik: Komunitas Berbagi Praktik Baik: Menguatkan Lingkaran Pengaruh Untuk Melipatgandakan Dampak Merdeka Belajar
Selain itu, saya juga semakin percaya diri melakukan inovasi pembelajaran dan membagi tulisan praktik baik pada portal Cerita Guru Belajar dan juga menulis di Kompasiana ini. Dari tulisan tersebut akhirnya saya diundang/diberi kesempatan untuk menjadi salah satu pembicara Temu Pendidik Nusantara 9 (TPN 9) yang digagas oleh Yayasan Guru Belajar secara daring di Kelas Kemerdekaan.