Lihat ke Halaman Asli

Krisanti_Kazan

Learning facilitator in SMA Sugar Group

Dilema Politik Menjelang Pilpres: Memilih Konsistensi atau Relevansi dalam Dinamika Politik Kontemporer

Diperbarui: 29 Januari 2024   11:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Penulis: Krisanti_kazan

Siapa yang tidak kenal dengan 2 tokoh populer ini, yaitu Helmy Yahya dan Budiman Sudjatmiko. Tentu saja mereka sudah cukup familiar bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. 

Setelah debat cawapres kedua, secara tidak sengaja saya menyimak perbincangan kedua tokoh tersebut di YouTube Channel Helmy Yahya Bicara. Ada satu statemen menarik ketika Pak Budiman Sudjatmiko bertanya kepada Helmy Yahya, "Anda memilih untuk menjadi orang yang Relevan atau Konsisten?". Penjelasan setelahnya cukup menarik untuk disimak. 

Dalam dunia politik yang terus berubah dan berkembang, para pemilih sering dihadapkan pada dilema antara memilih konsistensi atau relevansi saat memilih pemimpin dan mewakili. Artikel ini akan mengulas perdebatan mengenai apakah konsistensi atau relevansi lebih penting dalam dinamika politik kontemporer.

1. Konsistensi: Fondasi Karakter atau Sikap Tetap?

Konsistensi dalam politik sering kali dikaitkan dengan pemimpin yang mempertahankan pandangan dan prinsip mereka sepanjang waktu. Para pendukung argumen konsistensi berpendapat bahwa hal ini mencerminkan integritas dan kestabilan karakter, memberikan dasar kuat untuk keputusan dan tindakan pemimpin. Namun, di tengah perubahan dan perkembangan masyarakat, konsistensi kadang-kadang dapat dianggap sebagai kurangnya kemampuan untuk beradaptasi.

2. Relevansi: Mengikuti Perubahan atau Kebebasan Berpikir?

Di sisi lain, relevansi di dalam politik mencerminkan kemampuan seorang pemimpin untuk mengikuti perkembangan zaman dan mengatasi masalah-masalah baru yang muncul. Para pendukung relevansi berpendapat bahwa pemimpin yang mampu beradaptasi dengan perubahan dapat memberikan solusi yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan saat ini. Namun, kritik terhadap pendekatan ini seringkali muncul karena dianggap sebagai kehilangan integritas dan kemungkinan terjerumus dalam populisme.

3. Dilema Para Pemilih: Apa yang Lebih Penting?

Dalam memilih pemimpin, para pemilih sering dihadapkan pada dilema ini. Apakah lebih baik memilih seseorang yang telah mempertahankan prinsip-prinsipnya selama bertahun-tahun, ataukah lebih bijaksana memilih pemimpin yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan memecahkan masalah-masalah kontemporer?

4. Pendidikan Politik: Menyadari Konsistensi atau Relevansi?

Meningkatkan pemahaman politik di kalangan masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi dilema ini. Edukasi politik yang baik harus memberikan pemahaman tentang sejarah dan nilai-nilai yang mendasari kebijakan konsisten, sekaligus memberikan wawasan mengenai cara pemimpin dapat tetap relevan di tengah perubahan dinamika sosial.

5. Mencari Pemimpin yang Seimbang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline