Lihat ke Halaman Asli

Krisanti_Kazan

Learning facilitator

Melatih Literasi Digital dan Keterampilan 5C Memanfaatkan Tools Online Padlet

Diperbarui: 5 Januari 2024   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa A: Saya sangat senang ketika pembelajaran menggunakan HP.

Siswa B: Saat di rumah, saya sering scrolling media sosial untuk mencari informasi terbaru.

Siswa C: Saya senang berakting dan membuat video lucu untuk konten sosial media.

Siswa D: Saya sangat senang saat membuat proyek tugas sekolah bersama teman kelompok.

Siswa E: Saya lebih percaya diri ketika menjelaskan ide saya secara verbal.

Siswa F: Saya sulit memahami pelajaran karena banyak hapalannya

Siswa G: Sering kali saya mengantuk ketika pembelajarannya hanya mendengarkan guru saja

 

Sepertinya Bapak/Ibu guru juga tidak asing dengan beragam komentar siswa di atas ya? Ya, betul. Itu adalah sebagian keunikan yang dimiliki oleh siswa saya dan mungkin juga Bapak/Ibu guru temukan di sekolah lain. Keberagaman sikap, minat, dan bakat siswa tersebut merupakan modal utama yang bisa dipergunakan guru dalam membuat rencana pembelajaran bermakna.

Mata pelajaran Kimia yang saya ampu merupakan salah satu mata pelajaran yang muatan teori dan hitungannya hampir sama besar porsinya. Tantangan yang muncul pada materi bagian teori adalah guru sering kali terjebak dalam penugasan hapalan, merangkum, dan mengerjakan soal melalui buku teks sehingga siswa merasa bosan serta tidak termotivasi. Bahkan penugasan yang seragam/sama membuat siswa dengan keterampilan beragam tidak terfasilitasi dengan baik.

Selain tantangan untuk memunculkan minat belajar terhadap materi teori, bagaimana kegiatan pembelajaran juga diharapkan memunculkan dampak positif bukan hanya dari sisi pengetahuan Kimia saja. Hal yang terkadang terlewat adalah, apakah pembelajaran ini bisa membantu anak menghadapi tantangan ke depannya dalam bermasyarakat?. Apakah ketika terjun ke masyarakat mereka mampu bepikir kritis (Critical thinking), berkomunikasi secara efektiv (Communication), berkolaborasi (Collaboration), kreatif dalam membuat solusi (Creativity), serta memiliki karakter bertanggungjawab (Character)?. Pasti Bapak/Ibu guru tidak asing dengan 5C tersebut, kan? Ya, keterampilan 5C. Pelajar Indonesia diharapkan memiliki keterampilan 5C sehingga dapat bersaing di kehidupan abad-21, yang akan membawa tantangan berbeda dengan yang kita hadapi sekarang. Guru berperan penting membawa 5C ini ke dalam proses pembelajaran di kelas. Bagaimana caranya? Sejalan dengan implementasi Merdeka Belajar, salah satu peran guru adalah melaksanakan inovasi pembelajaran untuk menjawab kebutuhan siswa dan menciptakan iklim pembelajaran yang memerdekakan. Siswa perlu dilibatkan penuh untuk menumbuhkan rasa kepemilikan akan kegiatan tersebut. Guru harus mulai berkolaborasi dengan siswa sehingga pembelajaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline