Lihat ke Halaman Asli

Krisanti_Kazan

Learning facilitator

Gagasan, Budaya, dan Pengelolaan Strategis Pendidikan

Diperbarui: 4 Januari 2024   16:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gagasan, Budaya, dan Pengelolaan Strategis Pendidikan

"Good is the enemy of great" James Collins. Bila sebuah institusi pendidikan/sekolah yang sudah matang secara organisasi jangan sampai merasa baik dan aman. Jika hal itu terjadi akan berpengaruh terhadap performa pelayanannya. Karena sekolah tersebut merasa sudah baik dan aman akhirnya berhenti untuk meningkatkan kapasitasnya dan tidak peka terhadap perubahan zaman. Disaat sekolah lain peka terhadap perubahan zaman dan akhirnya melangkah, karena merasa sekolah kita baik, aman, tidak melihat perkembangan dari kompetitor/sekolah lain dan perubahan zaman akhirnya sekolah kita akan tertinggal. Untuk menjadi Great, harus mempunyai jiwa pembelajar dan pemimpin sekolah diharapkan menjadi sosok role model dalam prosesnya.

Pemimpin sekolah harus menjadi role model untuk meningkatkan kualitas sekolah dan menjadi institusi yang bukan HANYA baik, tetapi TERBAIK. Tiga hal yang penting yang bisa menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah adalah:

1. Gagasan.

Pemimpin sekolah harus mampu mengimplementasikan gagasan dalam bentuk real di kesehariannya. Elemen penting yang menunjukkan kualitas suatu sekolah adalah:

  • Tersedianya waktu lebih lama antara guru dan siswa. Interaksi sosial harus terwujud dalam keseharian, bukan hanya interaksi saat proses transfer pengetahuan saja, tetapi ada komunikasi yang asertif untuk dapat menciptakan peluang diskusi terbuka dengan berbagai pendapat, kebutuhan, dan pilihan untuk didengar dan dipertimbangkan dengan hormat. Komunikasi asertif juga dapat memperkuat hubungan, mengurangi stres akibat konflik, dan memberi dukungan sosial saat siswa menghadapi masa-masa sulit.
  • Memberikan umpan balik untuk guru secara reguler. Pemberian umpan balik bisa dilakukan dengan metode coaching yang bertujuan untuk membangun potensi yang ada pada guru dan menginspirasi mereka untuk berkarya dan mengembangan diri. Kepala sekolah harus memiliki keterampilan coaching ini.
  • Menetapkan standar yang tinggi. Kepala sekolah harus berani menetapkan standar tinggi kualitas pendidikan institusinya. Tugas seorang pemimpin salah satunya adalah memotivasi. Jadi pemimpin harus menerapkan standar yang tinggi sebagai cara untuk memotivasi guru dalam meningkatkan kinerja mereka. Standar yang tinggi ini diberikan tidak hanya menuntut guru untuk terus meningkatkan kinerja mereka namun pemimpinnya juga harus memberi contoh dan meningkatkan kinerjanya juga.
  • Lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Pentingnya lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berpihak pada ekosistem agar siswa dapat menikmati proses belajar sehingga materi pelajaran dapat terserap secara maksimal. Siswa yang senang dengan kelasnya yang nyaman tidak akan mudah merasa jenuh sehingga sumber belajar yang ada di dalam kelas akan mereka gunakan secara maksimal.
  • Tersedianya kesempatan pengembangan kompetensi guru. Peran kepala sekolah dalam pengembangan kompetensi guru mencakup peran sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), inovator, dan motivator. Sebagai edukator (pendidik), menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap pengembangan kurikulum dan proses belajar mengajar. Sebagai manajer, mengelola sumber daya guru dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan kompetensinya. Sebagai administrator, mendorong guru untuk tertib administrasi. Sebagai supervisor, melakukan supervisi secara periodik dengan mendatangi setiap kelas maupun dengan bertanya langsung kepada setiap guru. Sebagai leader (pemimpin), senantiasa berusaha untuk menampilkan dirinya sebagai teladan dan mendorong guru untuk selalu disiplin dalam berbagai hal. Sebagai inovator, berusaha melakukan inovasi. Sebagai motivator, senantiasa memotivasi para guru untuk meningkatkan kapasitas diri.

Sekolah akan mencapai momentum keberhasilan ketika gagasan-gagasan yang bernilai prinsip dijalankan dengan disiplin oleh seluruh warga sekolah.

2. Budaya.

Membangun budaya bertujuan bukan hanya dibangun untuk bertahan lama, namun membangun budaya yang layak untuk bertahan lama. Budaya positif suatu sekolah akan terlihat ketika:

  • Sekolah sudah tidak bergantung pada sosok tertentu. Sistem sudah berjalan ada dan tanpa adanya sosok tertentu atau istilah umumnya adalah manajemen autopilot.
  • Sekolah tidak sering mengganti program dan kebijakan.
  • Penerapan teknologi sudah diterapkan sebagai salah satu hal yang difasilitasi sekolah.

Salah satu budaya yang akan mendukung percepatan suatau gagasan adalah budaya disiplin. Budaya disiplin yang dibutuhkan antara lain:

  • Siap untuk menolak dan mengatakan TIDAK pada hal-hal yang sepertinya sebuah kesempatan namun tidak mendukung gagasan dan tujuan sekolah
  • Mengembangkan sistem yang mengidentifikasi hal yang tidak boleh dilanjutkan atau STOP DOING
  • Setiap orang/warga sekolah memiliki tanggung jawab (responsibilities) bukan pekerjaan (job)

3. Pengelolaan strategis.

Pengelolaan (manajemen) strategis di sekolah yang dikembangkan berdasarkan gagasan dan budaya sekolah akan berhasil jika:

  • Sosok pemimpin (Kepala Sekolah) menunjukkan kerendahan hati, membuat keputusan demi kepentingan sekolah bukan pribadi, mengambil tanggung jawab atas kegagalan dan memuji orang/warga sekolah lainnya.
  • Strategi pembentukan tim dari orang-orang yang tepat. Hanya orang yang tepat yang dapat secara disiplin menerapkan gagasan penting sekolah dan membentuk budaya disiplin melalui tindakan dan keputusan yang diambil.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline