Lihat ke Halaman Asli

Krisanti_Kazan

Learning facilitator in SMA Sugar Group

Refleksi Pemikiran KHD

Diperbarui: 19 Januari 2023   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemikiran KHD mengenai pendidikan yang saya pahami adalah bagaimana kita sebagai guru mampu menghadirkan pembelajaran yang bermakna dan selalu memanusiakan hubungan dalam proses pembelajaran. Pendidikan bukan bertujuan mencetak manusia yang memiliki kompetensi seragam, tetapi bagaimana seorang guru melihat potensi setiap siswa dan membantu siswa mengembangkan potensi yang dimilikinya supaya bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi sekitar di era yang semakin modern dari sisi teknologi dan budaya.

Pada era pendidikan di Indonesia saat ini, secara umum masih memfokuskan arah pendidikan yang menyeragamkan kemampuan siswa dengan cakupan pembelajaran yang banyak dan belum berpihak pada siswa dengan berbagai ujian yang terformat standar. Tetapi beberapa tahun belakangan, pemerintah mulai mengembalikan ruh pendidikan yang berfokus pada kebutuhan siswa dan bagaiman memaksimalkan potensi unik yang dimiliki siswa melalui rancangan Kurikulum Merdeka.

Secara khusus di sekolah saya, beberapa guru sudah menghadirkan ruh Kurikulum Merdeka tersebut di kelas mereka dalam bentuk penugasan proyek dan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa. Dengan adanya perubahan kurikulum dari K-13 menjadi Kurikulum Merdeka, kami sudah cukup siap juga untuk belajar dan membentuk komunitas belajar di sekolah.

Bagi saya sendiri, pemikiran KHD sangat menginspirasi saya untuk terus bergerak menuju perubahan yang baik terutama dalam proses melayani siswa dalam pembelajaran. Saya semakin penasaran dengan konsep Kurikulum Merdeka dan sejak tahun lalu mulai mengikuti berbagai diklat yang diadakan belajar.id serta instansi lain seperti Sekolah Cikal, Yayasan Guru Belajar, Komunitas Guru Merdeka, dll melalui platform yang mereka sediakan.

Dukungan pihak sekolah dan rekan lain dalam proses tersebut sangat dibutuhkan untuk mempercepat perubahan ke arah yang lebih baik. Waktu luang bisa kita manfaatkan untuk belajar mandiri dan segera mengaplikasikan pehamaman dan praktik baik di kelas yang kita ampu. 

Setelah itu, hasil praktik baik proses mengajar di kelas bisa dibagikan di sesi khusus setiap bulannya (ini sudah menjadi program rutin di sekolah kami). Kami mencoba mengembangkan budaya belajar dimulai dari guru, sehingga budaya tersebut secara perlahan kami terapkan juga kepada siswa-siswa kami melalui pembelajaran di kelas ataupun kegiatan non-akademik seperti Literacy Day, Intregrated Learning, dll.

Saya berharap bisa terus belajar dan juga mengaplikasikan apa yang didapat dari modul PGP pada siswa saya. Harapan dan kebahagiaan, itulah yang akan saya hadirkan untuk siswa saya. Semoga modul ini akan mudah saya cerna dan meluruskan miskonsepsi yang selama ini mungkin saya lakukan.

(Catatan refleksi dari proses pembelajaran saya di Modul-1, Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline