Lihat ke Halaman Asli

Lucky Hermawan

Merupakan mahasiswa aktif IAIN Jember prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

Filsafat Pendidikan Perennialisme

Diperbarui: 30 Mei 2020   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Perennialisme dalam filsafat pendidikan

Secara garis besar, Filsafat pendidikan dibagi menjadi empat Aliran. Diantaranya adalah Progresivisme, Esensialisme, Perennialisme dan Rekonstruksianisme. Dalam pembahasan kali ini saya akan menjelaskan secara singkat mengenai Aliran Perennialisme. 

A. Pengertian Perenialisme Filsafat Pendidikan

Perenialisme berasal dari bahasa latin yakni perenis atau perennial yang mempunyai arti tumbuh terus menerus melalui waktu, hidup terus dari waktu ke waktu atau Abadi. Aliran ini pertama kali muncul pada abad pertengahan yaitu pada abad ke-20. Aliran ini lahir sebagai suatu feedback terhadap adanya pendidikan progresif. Modern ini merupakan zaman yang sangat buruk untuk kebudayaan, sebab terganggu oleh kebingungan, ketidakteraturan serta kekacauan sehingga menimbulkan dampak yang buruk pula untuk kehidupan manusia.

Aliran perennialisme adalah suatu aliran dalam filsafat pendidikan yang mempunyai makna abadi atau kekal. Jadi, Aliran ini selalu percaya akan adanya nilai-nilai, norma-norma yang bersifat abadi pada kehidupan. 

Perenialismeberpandangan bahwa pendidikan adalah jalan kembali atau regresif yaitu sebagai suatu proses mengembalikan kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang ini perlu dikembalikan ke zaman lampau. Sehingga dengan itu maka akan mengembalikan ketidakteraturan yang ada sekarang kepada keseimbangan yang ada pada masa lampau.


B. Pemikiran tokoh-tokoh filsafat pendidikan perennialisme

 1. Robert Maynard Hutchins
Robert berpendapat bahwa pendidikan sama saja dengan mempersiapkan untuk hidup, bukan kehidupan itu sendiri. Pentingnya meningkatkan kematangan kecerdasan serta pemikiran yang ideal peserta didik. Pendidikan seperti membaca, menghitung, menulis dan berdiskusi agar meningkatkan daya intelektual serta pemikiran yang kritis bagi peserta didik.
2. Ortimer Adler
Ortimer merupakan seorang penulis yang amat berpengaruh dan tak asing dalam dunia pendidikan. Ortimer berpandangan bahwa manusia merupakan makhluk rasional dengan kecerdasan intelektual sehingga mampu bertindak seperti membaca, menulis, mendengar, berbicara dan sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline