Lihat ke Halaman Asli

Melebur Abadi

Diperbarui: 24 November 2022   05:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dahulu, tapak selebar jengkal
Muat sepasang kaki basa  
Sebab ditimpa puing embun
Pekat pun merekat pada sela dahan
Berhias temaram pudar
Kuncup merekah merah
Aroma pagi sesekali menyeka indera
Peri - peri memetik kembang
Lebah menabur sari
Dan kurcaci merajut sutra
Diataas belalai sudra
Kini takan lagi ada
Hanya setapak penuh duka
Berisi pedih perih
Berisik  bagai ruang diskotik, politik, prostitusi
Harusnya, mereka penabur duka
Adadi diekerak bumi
Melebur bagai saripatih

~mfatihalhabi~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline