Lihat ke Halaman Asli

Ganaenda

Diperbarui: 21 November 2022   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diselatan, orang-orang bersenjata meneguk arak payau
Berbaring dan merangkak diatas butiran pasir
Kapal-kapal penuh tank dan rudal lalu lalang
Membelah garis pantai yang terbakar 
Bertahan dan menyerang demi harga diri itu penting
Merdeka memang mahal, oleh sebab demikian
Nyawa seorang ayah beranak tiga harus turun bertaruh hidup
Agar seorang bocah pribumi tak bernasib bagai putranya
Yang akan kehilangan sosok ayah
Namun diutara, satu per satuh jatuh bersimbah darah
Demi sejengkal tanah pijak  yang penuh ladang gandum
Beberapa hilang jauh ketengah belantara
Sebagian meriak dari ruang perlemen ke parlemen lain
Meminta serpihan keadilan dan harga untuk sebuah keyakinan
Yang kata mereka harus dipertahankan
Sebagaimana letusan meriam diselatan !
Putra - putra utara bercucuran air mata
Ditinggal ayah yang gugur tanpa perang
Yang mati tanpa senjata
Yang hilang tanpa kabar
Harus kah kami memikul selaras
Lalu meraung seperti di timur dan barat
Yang bocah - bocahnya tak lagi  berani bermimpi
Selain merdeka, atas tanah yang mencukupi rasa lapar
Wahai manusia korporat !
Harus kah jiwa - jiwa dari tanah yang terampas
Memilih untuk merdeka disetiap pelosok negri
Barulah kalian sadar bahwa satu kesatuan lebih penting
Dari angka-angka yang menjadi saldo kemewahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline