Lihat ke Halaman Asli

kresensia herliantini

Mahasiswa Keperawatan

Sindroma Geriatri dengan Insomnia

Diperbarui: 13 Juni 2024   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Lansia merupakan suatu keadaan yang tidak dapat dihindari sebagai salah satu tahapan perkembangan yang harus dilewati dalam rentang kehidupan manusia, khususnya bagi mereka yang diberi umur panjang untuk sampai pada fase ini, karena fase lansia merupakan periode penutup dalam kehidupan manusia. Lansia adalah individu yang berusia >60 tahun. Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada lansia adalah gangguan tidur (insomia) (Dessy et al., 2024).

Apabila seseorang mengalami gangguan tidur dapat menimbulkan dua efek fisiologik yait efek pada sistem saraf dan efek puda struktur tubuh lainnya. Efek pada sistem saraf dapat mengacaukan fungsi tubuh maupun organ tubuh itu sendiri. Secara tidak langsung kekurangan tidur akan mempengaruhi sistem saraf pusat. 

Gangguan tidur ini sering dikaitkan dengan gangguan fungsi pikiran yang progresif dan kadang-kadang bahkan dapat menimbulkan perilaku abormal dari sistem saraf. Gangguan tidur yang berkepanjangan dapat menyebabkan kelambahan berfikir, mudah tersinggung atau bahkan menjadi prikotik. 

Gangguan tidar ini sering dialami oleh lansia yang disebabkan oleh berbagai hal seperti stress dan cemas. Untuk itu perlu penanganan secara komprehensif, salah satu yang dapat dilakukan adalah terapi non farmakologi untuk menangani insomnia pada lansia (Wibowo et al., 2022).

Beberapa terapi non farmakologi yang dapat dilakukan pada lansia yang mengalami gangguan tidur (insomnia) yaitu:

Progressive Muscle Relaxation:

Gerakan mengencangkan dan melemaskan otot-otot untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Yang dipraktekkan dengan duduk dikursi. Terapi ini dilaksanakan sebanyak 7 kali dan dilakukakan selama 15 menit untuk setiap intervensi , serta dilakukan selama 1 minggu dapat menurunkan insomnia pada lansia. 

Hal ini karena saraf simpatis bekerja secara aktif ketika tubuh merespon terkejut, takut, cemas, dan semua keadaan akan menjadi tegang sehingga membutuhkan lebih banyak energi. Pada kondisi ini sistem saraf akan bekerja meningkatkan aliran darah ke otot-otot skeletal dan sistem parasimpatis bekerja mengontrol aktivitas yang tegang kemudian sistem parasimpatis menstimulus tubuh dalam keadaan tenang. 

Terapi relaksasi otot progresif ini dapat bekerja pada sistem saraf simpatis dan parasimpatis sehingga dapat mengelola keadaan lansia tersebut, terapi ini dapat terbukti efektif dapat mengurangi gangguan tidur, stress dan otot-otot yang tegang sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur pada lansia (Sijabat et al., 2020).


Rendam Kaki Dengan Air Hangat:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline