Lihat ke Halaman Asli

Apa Kabar Gencatan Senjata?

Diperbarui: 26 Maret 2018   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

telegraph.co.uk

Neraka berdarah adalah sebutan yang bisa menggambarkan keadaan di Suriah sekarang. Perang yang sangat kompleks terjadi di daerah sana, perang yang sudah 7 tahun terjadi. Dimana adanya para pemberontak pemerintah melawan pasukan pro pemerintah. Rezim Presiden Bashar al-Assad, dimana pemerintah suriah mendapat dukungan penuh dari Rusia untuk melawan pemberontak.  Di lain sisi juga ada dan berkembangnya para terroris.

Di Ghouta Timur banyak kelompok yang mengaku mujahidin. Sebagian berafiliasi dengan Al Qaidah, sebagian dengan Ikhwanul Muslimin. Yang berafiliasi dengan Al Qaidah, sudah dinyatakan PBB sebagai teroris. Adapun yang berafiliasi dengan Al Ikhwan, media dan politisi Barat menyebutnya sebagai "pemberontak moderat".

Media Internasional saat ini memberi kabar intensif tentang keadaan di Ghouta Timur. Dimana pemerintah Suriah dengan sekutunya melakukan pembombardiran besar-besaran terhadap kota itu. Mereka melakukan serangan udara secara intensif hampir 24 jam. Rezim Assad dan Rusia meyakinkan bahwa di Ghouta Timur adalah tempat dimana para pemberontak masih berkuasa.

Sudah lebih dari seminggu sejak pertama kali pemerinah Suriah meningkatkan intensif serangan di wilayah Ghoutta, mereka berhasil menewaskan 300 warga sipil tewas dan 1.400 lainnya terluka. Mendengar kabar ini, Dewan Keamanan PBB sepakat untuk mengesahkan gencatan senjata kemanusiaan 30 hari di wilayah Ghoutta. Gencatan senjata tersebut tidak termasuk militan dari ISIS atau Al-Qaeda. Tapi tidak jelas apakah hal tersebut berpengaruh pada keputusan gencatan senjata

Baru baru ini kita mendengar bahwa masih ada penyerangan intensif antara para pro pemerintah dengan para pemberontak terutama di Garis depan. Ditambah oleh serangan yang dilakukan pemberontak satu jam sebelum waktu genjatan senjata berakhir, dimana mereka melakukan serangan terlebih dahulu, padahal waktu genjatan senjata akan berakhir dalam satu jam lagi.

Bagi saya, Dewan Keamanan PBB hanya bertindak setengah hati. Gencatan senjata hanyalah sebuah 'slogan' yang entah kemana pada akhirnya. Seharusnya PBB juga melakukan gencatan senjata di bagian Suriah lainnya , tepatnya di kota Afrin, yang juga tengah terjadi pertempuran yang dilancarkan pasukan Turki dalam operasi militer Ranting Zaitun. Operasi tersebut bertujuan mengusir kelompok Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) itu telah berlangsung sejak bulan lalu.

Apa PBB harus menunggu pertumpahan darah yang sangat besar baru mereka akan melancarkan gencatan senjata lagi? Mendengar kabar gencatan senjata yang dinodai dengan tidak adanya kesepakatan bersama justru membuat para Organisasi Kemanusiaan menjadi khawatir. Dimana mereka yang seharusnya membantu para korban malah menjadi korban selanjutnya karena serangan.

Ini telah menjadi masalah serius, dimana eksistensi gencatan senjata hanya akan menjadi 'tulisan' di media Internasional yang perwujudtannya sendiri tidak berjalan dengan semestinya. Kita sebagai warga Indonesia yang beruntung tidak terkena dampak dari perang suriah harus memliki rasa peduli terhadap keadaan suriah, kita juga berharap kepada PBB untuk segera merealisasikan gencatan senjata yang sesungguhnya dimana bantuan kemanusiaan benar terjadi. Dimana kesepakatan bersama benar terjadi.

Sumber: CNN Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline