Sama seperti gunungan dalam pewayangan yang sarat dengan narasi serta selalu terbuka untuk diperkaya dengan interpretasi baru nan indah penuh apresiasi dan cinta kasih, pohon natal - sekalipun memang indah memberi suasana bermakna - memiliki tujuan penting baik pada diri sendiri maupun pada siapa saja yang melihatnya.
Perayaan natal adalah soal ingatan dan apa yang selalu ada dekat dalam hati seseorang. Tentang bagaimana Tuhan mengingat ciptaanNya, tentang bagaimana manusia mengingat tujuan hidupnya bersama makhluk lain para binatang di padang belantara bahkan makhluk astral semacam malaikat. Generasi bergenerasi ingatan itu semakin dilengkapi dengan beragam kisah perjalanan anak manusia menemukan jati dirinya di bumi ini. Ingatan tentang banyaknya cinta diberikan dan dibagikan oleh kesederhanaan kesahajaan.
Beberapa tradisi budaya masih mempertahankan pemaknaan tentang ingatan itu yang lantas dipatrikan dijadikan bagian paling menyentuh hati pada pohon natal. Sepotong hiasan kecil buah buatan tangan seorang nenek-kakek ayah-ibu saudara/i handai taulan, souvenir ornamental kecil dari seorang sahabat, simbol tertentu yang mendekatkan pada orang bahkan binatang kesayangan, adalah tanda-tanda yang terpasang pada pohon natal.
Dihiasi dengan bintang-bintang yang selalu bersinar dalam keabadian, tanda benda-benda itu adalah kehadiran ingatan dari dunia keabadian. Menyatakan bahwa kisah dan narasi yang telah tercipta dengan cinta di dalam simbol benda-benda itu adalah kekal abadi surgawi. Hiasan natal menceritakan banyak peristiwa, dan selalu bersifat personal dan atau setidaknya bagi seisi rumah dimana pohon natal itu berada.
Berdasar pada upaya pemaknaan ulang terhadap apa dan siapa saja yang berada dalam ingatan itulah, maka muncul tradisi menyediakan hadiah atau pemberian istimewa yang ditaruh disekitar pohon natal. Yang bagi orang jawa misalnya, bisa dengan menaruh bunga tabur dan dupa atau kemenyan, jika hendak mengingat cinta kasih kakek nenek moyang yang telah tiada.
Ingatan terbaik adalah yang berada dalam keindahan, begitulah ketika kita memandang tiap-tiap hiasan yang diletakkan di pohon natal, kita terhubung dengan cinta kita pada siapapun yang menghadirkan kisah di dalamnya.
Ingatan paling bermakna adalah ingatan pada narasi yang membentuk kehidupan kita.
Sebagaimana gunungan dalam tradisi spiritualitas jawa, pohon natal adalah bacaan ulang kita, ensiklopedi personal, yang kita susun rangkai dengan seindah mungkin dan sedalam mungkin tertanam dalam pikiran dan hati yang bersifat kekal itu.
Maka jangan heran kalau di sebuah pohon natal, seekor kucing bisa berpose berdampingan dengan seorang malaikat. Bahkan seekor kambing mungil sealan berlarian diantara bintang-bintang. Karena kami sedang terus berusaha mengingat, dan kami berjumpa bahwa seekor kucing tak lebih rendah dari malaikat.
Ceritakan ingatanmu dengan seindah mungkin pada simbol pohon natal. Sepenting itulah sebuah perayaan perlu untuk dijadikan pedoman bagi sebuah pilihan hidup. Dan lihatlah, selalu tersedia bintang-bintang disana, di setiap cinta yang engkau hadirkan dalam peristiwa hidupmu.